Click here for Myspace Layouts
Powered by Blogger.

Wednesday, June 23, 2021

MIRIS | mikul riba segitunya, part 08."*

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


( _tentang rariba disekitar kita_)
#abc#

Yang sangat memprihatinkan dari praktek peribaan dimasyarakat adalah transaksi yang melibatkan Masjid. Kebanyakan penyelenggaranya bukan lagi "rentenir perorangan" tetapi lembaga-lembaga  yang sudah berbadan hukum _misalnya bank atau koperasi._

_"Lho kok bisa ?!"_ Secara transaksi riba yang pelakunya diancam perang oleh Allah dan RosulNYA kok malah melibatkan Rumah Allah...

_Ironis memang, tapi itulah realitanya......_

Metode yang dipake para _"produsen riba"_ agar bisa menyusup bergerak dan beroperasi  dilingkungan Masjid biasanya lewat pengajian ( umumnya pengajian ibu-ibu) yang rutin diselenggarakan di masjid, jadi lembaga penyalur kreditnya bekerjasama dengan pengurus pengajian. Lembaga tersebut biasanya mengusung label "syariah" dimana istilah "bunga" dirubah menjadi "infaq" atau "biaya admin" atau "profit sharing" plus jargon "untuk meningkatkan ekonomi jamaah" sehingga mudah diterima pengurus pengajian dan jamaahnya.

Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan karena membuat mereka merasa tidak sedang melakukan transaksi yang melanggar syariat, padahal sejatinya sedang bertransaksi ribawi yang berkedok syariah ( _kamuflase riba_).

Mudahnya "lembaga ribawi" masuk ke pengurus pengajian atau ke DKM salah satunya disebabkan pemahaman tentang _esensi_ fiqih muamalah terkait peribaan yang kurang. Hal ini membuat ada masjid-masjid yang justru bekerja sama dengan lembaga ribawi, misalnya menyalurkan CSR nya untuk membangun fasilitas masjid, menyimpan kas masjid disana, mengadakan acara keagamaan bersama lembaga tersebut dan lain-lain.

Pengalaman sy sendiri ketika memasang kalender "hijrah riba"
 dimasjid sewaktu TBM sedang bersih-bersih masjid sy sering menemui kondisi dimana  kalender tersebut dilepas setelah kami pergi. Padahal niat memasang kalender tersebut agar jamaah bisa membaca ayat Qur'an dan hadist terkait riba dan _fatwa MUI no 1 tahun 2004_ yang tentunya sangat jarang dibahas dipengajian setempat.

Allah Yang Maha membolakbalikkan hati umatNYA, Allah yang berkuasa menurunkan hidayah untuk hambaNYA, tugas kita hanya berdoa dan menyampaikan terkait ilmu-ilmu Allah. Ada banyak cara sebagai wujud kepedulian terhadap riba yang sudah sebegitu merajalelanya bahkan _menyusup_ ke lembaga keislaman dan pemuka islam. Dan tentunya kita sendiri yang paham harus mengambil peran dimana karena "tema riba" merupakan salah satu tema yang "dianaktirikan" dalam pengajian-pengajian dimasyarakat.

_Saat kita bisa istiqomah dijalan hijrah ribapun insyaa Allah bisa jadi wasilah orang lain untuk ikut berhijrah.._

Masjid merupakan Rumah Allah, salah satu tempat yang paling mulia dimuka bumi sehingga kita semua harus ikut menjaga kemuliaannya dengan menggunakan Masjid sebagaimana mestinya.

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua.*

Read more...

NAMANYA TERPATRI DI DZAKIRAH AL AZHAR (Bagian 1)


Oleh : KH Hafidz Abdurrahman

Siapa yang tidak mengenal nama al-'Allamah al-Qadhi Yusuf an-Nabhani? Keilmuan, dedikasi dan kedudukannya dalam membela Islam dan Khilafah di zaman Khilafah Utsmani tak diragukan lagi.

Beliau adalah tokoh yang berhadapan dengan Muhammad Abduh, yang kala itu dianggap pro Barat. Kalau ingin tahu banyak tentang sosok Abduh yang sebenarnya, silahkan baca disertasi (tesis) Dr. Muwafaq Bani Marjeh, "Shahwatu ar-Rajuli al-Maridh".

Kedudukan, kesadaran dan dedikasi kakeknya inilah yang membawa Muhammad Taqiyuddin an-Nabhani kecil, yang sudah tampak kecerdasannya, di majelis-majelis beliau. Beliau pula yang meminta ayahnya untuk mengirim an-Nabhani muda ke Mesir, untuk belajar di Ma'had al-Azhar, kemudian melanjutkan ke al-Azhar dan Darul Ulum.

Beliau di Mesir sezaman dengan Syaikh Abdullah Shiddiq al-Ghumari, yang juga sama-sama belajar kepada Syaikh Hudhair Husein. Kakek beliau jugalah yang menbiayai semua kebutuhan beliau selama di Mesir.

Saya mendengar penuturan murid dan tangan kanan beliau, bahwa selama di Mesir, beliau mempunyai pelayan, yang melayani semua kebutuhan beliau. Mulai dari menyiapkan makanan,  mencuci dan menyiapkan  pakaiannya.

Karena itu, selama di Mesir, beliau yang memang mempunyai kecerdasan luar biasa itu waktunya dihabiskan untuk mengikuti talaqqi, membaca, menulis dan berdiskusi. Beliau tidak banyak bicara, kata Syaikh as-Sya'rawi, tapi kalau bicara seperti mutiara.

Maka, masih menurut murid beliau, ketika di Mesir beliau sudah menghabiskan 25,000 kitab. Menjelang wafatnya, putra beliau menuturkan, tidak kurang dari 30,000 kitab. Bahkan, di dalam kondisi sulit sekalipun, setiap hari beliau masih bisa mengkhatamkan 1 buku.

Kekuatannya membaca, menelaah dan menghapal tampak pada tulisan beliau yang luar biasa. Banyak kitab yang ditulis hanya dalam waktu singkat. Kitab Mafahim hanya ditulis dalam 3 jam. Kitab Syakhshiyyah Juz III hanya ditulis dalam waktu 3 hari. Subhanallah.

Beliau benar-benar pemikir, mujtahid mutlak, politikus ulung dan pemimpin umat yang pilih tanding. Pengaruhnya begitu luar biasa, bukan saja semasa hidupnya, tetapi setelah beliau wafat.

Beliau bukan saja menjadi lulusan al-Azhar terbaik, bahkan menjadi kebanggan rakyat Palestina. Karena itu, kelulusannya telah menjadi headline di Koran Palestina saat itu.

Sahabat beliau, Syaikh Abdul Qadim Zallum, adalah juga alumni al-Azhar. Beliau ketika itu menjadi salah satu Syaikh di al-Azhar.

Di tangan beliau, tradisi talaqqi di al-Azhar dibawa ke jamaah yang kemudian dibentuk setelah kembali ke Palestina. Talaqqi yang kemudian menjadi ruh kebangkitan kader-kader binaannya itu disempurnakan. Tidak sekedar murid/daris membaca di depan syaikh/musyrif, tetapi satu per satu alenia yang ditalaqqikan itu pemikirannya dijelaskan dan diturunkan ke dalam fakta, yang bisa ditunjuk dengan jari.

Itulah yang menjadikan akliyah murid/darisnya begitu kuat, melekat dan susah dihapus, karena apa yang dipelajari sudah menjadi pemahaman. Apa yang dipahami sudah berubah menjadi keyakinan. Kemudian, keyakinan itu mendorongnya untuk menerapkan.

Itulah talaqqi fikriyyan yang menjadi ruh kebangkitan murid dan kader-kadernya.

(Bersambung)

Read more...

AL-ALLAMAH AL-QADHI SYAIKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI DAN AL-HAFIDZ AL-MUTAFANNIN AS-SAYYID 'ABDULLAH AL-GHUMARI SATU GURU, SATU KAMPUS, SAMA-SAMA MUJTAHID (Bagian 4)



Oleh: KH. Hafidz Abdurrahman

Dalam al-Mausu'ah al-Ghumariyah, yang ditulis oleh al-'Allamah al-Muhaddits al-Mutafannin, as-Sayyid 'Abdullah bin Muhammad as-Shiddiq al-Ghumari al-Hasani, beliau menuturkan sanad keilmuan beliau.

Pada juz I/258, beliau menyebutkan guru beliau yang ke-31, yaitu al-Allamah Muhammad al-Khudhr bin Husain at-Tunisi (w. 1377 H). Beliau ini juga merupakan guru al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani ketika di Mesir. Al-Ghumari juga berguru kepada beliau saat di Mesir.

Selain itu, beliau juga menyebutkan guru beliau yang ke-49, yaitu al-'Allamah al-Qadhi Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani (w. 1350 H). Beliau tak lain adalah kakek dan guru al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.

Semua itu dituturkan sendiri oleh beliau di dalam kitabnya, al-Mausu'ah al-Ghumariyah, yang disusun oleh al-'Allamah al-Muhadits Syaikh Dr. Said Mamduh, yang juga mempunyai sanad ilmu yang nyambung kepada Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.

Bedanya, al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani tidak pernah menulis sendiri biografinya, meski jika mau bisa. Karena beliau memiliki kecepatan menulis dan berbicara luar biasa. Tapi semua itu tidak beliau lakukan. Semua tulisan beliau bukan tentang dirinya, tapi tentang gagasan, visi, misi dan tujuannya membangun peradaban emas. Itulah yang beliau tulis.

Meski demikian, ada yang menarik, dari penilaian yang disampaikan oleh al-'Allamah al-Muhaddits Dr Mahmud Said Muhammad Mamduh as-Syafii, penerus al-'Allamah al-Mutafannin al-Muhaddits Sayyid al-Ghumari, dalam kitabnya, Tasynif al-Asma', juz II/755 dan 758, terhadap al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani:

Penjelasan tentang al-'Allamah al-Mujtahid Taqiyuddin an-Nabhani: 

Di antara mereka (cucu al-'Allamah al-Qadhi Yusuf an-Nabhani) adalah cucu beliau, Yang Mulia Syaikh al-'Allamah, Mujtahid, Pembaharu, Qadhi, Muhammad Taqiyuddin an-Nabhani bin Ibrahim, bin Musthafa, bin Ismail, bin Yusuf an-Nabhani Imam, Pendiri dan Rujukan Tertinggi Hizbut Tahrir.

Benar, Dakwah itu Merangkul Bukan Memukul
Dengan banyaknya bidang yang dikarang oleh Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, maka karya pemikiran beliau lebih dari 30 kitab. Ini di luar Catatan Politik yang menyelesaikan berbagai isu politik dan sistem yang penting. Juga sejumlah nasyrah dan penjelasan pemikiran dan politik yang penting.

Saya (Syaikh Said Mamduh) telah diberitahu oleh Syaikh Abdul Aziz al-Khayyath, Menteri urusan Wakaf, Yordania, "Mata saya belum pernah menyaksikan sosok seperti an-Nabhani. Mereka telah memerangi beliau, baik ketika beliau masih hidup maupun sudah wafat. Ketika beliau wafat, saya mau membuat ucapan belasungkawa untuk beliau saja di koran tidak boleh."

Teman saya, Sayyid Yusuf ar-Rifa'i, Menteri urusan Wakaf Kuwait, berkata kepada saya, "Saya pernah bertemu Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani. Beliau mempunyai akal, yang kalau dibagikan kepada seluruh kaum Muslim saat ini, niscaya cukup."

Syaikh Said Mamduh menilai kedua ulama' ini sebagai mujtahid. Sama-sama menguasai berbagai disiplin ilmu. Sama-sama Alumni Azhari. Sama-sama mendapatkan Syahadah 'Alimiyiyah (selevel doktor), dan sama-sama Ghuraba'.

Bedanya, al-Hafidz al-Ghumari mahzab fikihnya Maliki, dan Sufi. Sedangkan al-'Allamah an-Nabhani, awalnya Syafii, meski beliau kemudian membangun ushul fikih sendiri, yang membuatnya dinobatkan oleh sebagian ulama' sebagai Mujtahid Mutlak. Selai itu, beliau adalah Siyasi. Tetapi, maqam tasawuf beliau, menurut salah seorang guru saya, luar biasa.

Dalam tulisannya, al-Allamah Syaikh Said Mamduh menuturkan, bahwa Syaikh Taqi mempunyai firasat yang sangat tajam. Bahkan, analisis politiknya malampui zaman. Sampai seorang Menteri di Yordania, ingin belajar khusus kepada beliau tentang ketajaman analisisnya ini. Sayang kemudian beliau tolak.

Seorang temen senior dari Kanada, asal Paletina, pernah bercerita kepada saya. Syaikh Yusuf al-Kandahlawi yang merupakan pendiri Jamaah Tabligh, sekaligus ahli hadits, pernah diberi kitab Syakhshiyyah Juz I. Beliau memberikan komentar, "Subhanallah, ini kitab yang luar biasa. Masih ada ulama' di zaman seperti ini yang bisa menulis kitab sehebat ini."

Memang benar. Bagi siapa saja yang pernah membaca kitab ini, dan kitab Muqaddimah Ibn Khaldun, bisa membayangkan betapa hebatnya kedua penulisnya. Itulah sekelumit warisan beliau.

(Bersambung)

Read more...

Tuesday, June 22, 2021

MIRIS | mikul riba segitunya, part 07."*( _tentang rariba disekitar kita_)#abc#

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


_Kebijakan pemerintah dalam menyikapi kondisi pandemi salah  satunya adalah dengan banyak menyalurkan bantuan dana sosial ( bansos) ke masyarakat dengan berbagai skema._

Yang jadi pertanyaan _"Dengan banyaknya bansos yang diterima masyarakat membuat transaksi peribaan dimasyarakat naik atau turun ?"_

Suatu ketika saat antri di ATM sy mendapati beberapa orang ikut antri dengan memegang segepok ATM, awalnya sy kira mungkin beliau-beliaunya ini koordinator yang membantu ngambilin uang warga yang sudah cair bantuan dari pemerintahnya. 

Dan ada beberapa kali sy melihat pengantri atm yang menggenggam atm segepok seperti itu ditempat yang berbeda. 

Dilain waktu sy sharing dengan temen dan dia menceritakan terkait fenomena _"dunia perenteniran"_ yang makin _menggeliat atau berkembang_ setelah munculnya beragam bansos dimasyarakat. Modusnya masyarakat yang _"ga sabar"_ nunggu cairnya bantuan menggadaikan _"buku rekening dan atm nya"_ ke para rentenir. Nah ketika bantuan cair nanti para rentenir ini yang akan langsung mengambilnya atau mentransferkan ke rekening rentenir senilai hutang beserta ribanya/bunganya. Jadi ternyata pengantri ATM yang membawa segepok kartu ATM tersebut adalah para rentenir yang membawa ATM-ATM konsumennya.

Atau ada juga nasabah bansos yang nyairin sendiri dan para rentenir _stand by nangkringin_ ketika nasabah antri di bank tempat pencairan.

Jadi _"jatah bansos"_ bisa jadi _jaminan sakti_ untuk mencari pinjaman instan...

Buat para rentenir tentunya "jatah bansos" dari pemerintah tersebut menjadi _jaminan mutu_ untuk menggelontorkan pinjaman atau dana talang ke penggadai bansos dan selanjutnya  mengeruk keuntungan besar dari _riba/bunganya_ hanya dalam tempo beberapa saat. Sedangkan buat penggadai "jatah bansos"  juga bisa menikmati uang hasil bansosnya dengan lebih cepat tanpa harus nunggu masa pencairan, kalopun ada potongan "riba/bunga"  ndak terlalu dimasalahkan toh uang hasil pemberian cuma-cuma ini...

Kasus diatas bisa dibilang sebagai _"anomali"_ dari program bansos yang terjadi ditengah masyarakat. Sesuatu yang tentunya tidak diharapkan dari turunnya bansos yang seharusnya dipakai untuk hal-hal yang produktif dan tidak melanggar syariat.

Adalah sebuah realita ketika praktik peribaan sudah begitu _mendarahdaging_ dikalangan tertentu dimasyarakat dimana banyaknya bansos bukannya membuat ketergantungan ke rentenir turun tetapi justru lebih tergantung lagi.

Butuh sinergi dari semua elemen masyarakat tentunya untuk ikut peduli dengan maraknya transaksi peribaan. 

_"jika zina dan riba sudah merajalela di suatu daerah, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri (HR. Hakim, Baihaqi, Thabrani)."_

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua*

Read more...

KALKULASI PAHALA JARIYAH PENGEMBAN DAKWAH KETIKA MENINGGAL DUNIA. NOMOR 4 BIKIN MERINDING!



Ditulis oleh : KH Hafidz Abdurrahman Hafidzahullah

1. Yang pertama pahala tentu mengalir dari orang2 yang dia dakwahi lalu berubah. Jamaah pengajian yang tergugah, atau berubah baik pemikiran maupun perilaku setelah mendengar dakwahnya. 

2. Pahala besar juga dari kader2 yang dihalaqohi lalu bergerak berdakwah setelahnya. Juga dari rekan2 sesama pengemban dakwah yang terinspirasi baik oleh perilaku maupun tutur nasehat nya. Selama mereka berdakwah setelahnya, pahala mengalir terus. Masya Allah.

3. Selain itu, ia juga dapat pahala kolektif dari jamaah dakwah tempat dia berkiprah. Karena seorang pengemban dakwah itu ketika menjadi bagian dari jamaah dakwah, maka ia memiliki saham dalam jamaah tsb baik kecil maupun besar dan berhak mendapat sharing pahala hasil dakwah jamaah tsb. 

Saham paling kecil adalah : turut memperbesar tubuh jamaah dg kehadiran dirinya. Maka bersyukurlah antum wahai kader jamaah dakwah!

4. Yang terakhir, dan ini paling wow, ia dapat pahala dari masa depan. Lho kok bisa?! Jadi begini. Rasulullah saw sudah memberikan bisyarah akan kembali nya masa di mana umat kembali jaya, syariat diterapkan, khilafah ditegakkan. Saat itu kebaikan, kemuliaan, keadilan dan kesejahteraan kembali meliputi dunia. Apakah masa itu turun dari langit begitu saja? Tentu tidak. 

Melainkan hasil jerih payah para pengemban dakwah 10, 50, 100 tahun sebelumnya! Hatta pengemban dakwah yang "cuma" bertugas memasang spanduk acara, dapat kiriman pahala dari masa itu!

Bayangkan betapa besarnya kebaikan yang dihasilkan pada masa itu, dan hasilnya mengalir kepada pengemban dakwah masa sekarang.

Wallahi ini yang membuat ana terus terjaga dari rasa futur. MasyaAllah !

Terpilih menjadi pengemban dakwah adalah kemuliaan yang tak ternilai. Maka apakah kita sudah mensyukurinya?! Semoga kita selalu diberi keistiqomahan oleh Allah swt dan diwafatkan di atas rel perjuangan dalam keadaan husnul khatimah.

Read more...

DIALOG MANUSIA DENGAN SANG KHALIQ TENTANG MUSIBAH (COVID-19)


*Manusia bertanya kepada Sang Khaliq :*

*_Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan” *(QS. Al-Baqarah : 155)*
.
*_Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?” *(QS. Al-Ankabut : 2)*
.
*_Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah ; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya” *(QS. At-Taghabun :11)*
.
*_Namun, mengapa harus terjadi pada kami ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" *(QS. Al-Ankabut : 3)*
.
*_Darimana datangnya musibah ini ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dari mana datangnya ini ?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” *(QS. Ali Imran: 165)*
.
*_Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” *(QS. Al-Baqarah : 216)*
.
*_Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” *(QS. Al-Baqarah : 286)*
.
*_Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” *(QS. Ali Imran : 139)*
.
*_Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" *(QS. Yusuf : 87)*.
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” *(QS. Al-Hijr: 56)*
.
*_Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” *(QS. Ar-Ra’d: 28)*
.
*_Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami ? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” *(QS. Ath-Thalaq: 2-3)*.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” *(QS. Ath-Thalaq: 4)*
.
*_Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" *(QS. Hud: 6)*
.
*_Sudah selama ini kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” *(QS. Ali Imran : 200)*
.
*_Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” *(QS. Ali Imran : 146)*
.
*_Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” *(QS. An-Nahl : 96)*
.
*_Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” *(QS. Az-Zumar : 10)*
.
*_Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga),(sambil mengucapkan) ‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” *(QS. Ar-Ra’du : 23-24)*
.
*Alhamdulillah,* *alhamdulillah,* *alhamdulillah...*
Sekarang kami tenang ya Allah, kami ridha dengan ketentuan-Mu, kami bersabar dengan ujian-Mu.
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” *(QS. Al-Bayyinah : 8)* “Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" *(QS. At-Taubah : 72)*

"📖 Khasanah Al Qur'an 📖"
-------------------------------

*Semoga bermanfaat* *Sahabat...*
*Salam Sehat !!!* 🙏💪✌

Read more...

Monday, June 21, 2021

Sila 1 Pancasila 18 AGUSTUS 1945 Lebih Radikal Dari Sila 1 Pancasila Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Sila 1 Pancasila 18 AGUSTUS 1945 Lebih Radikal Dari Sila 1 Pancasila Piagam Jakarta 22 Juni 1945.

Hari ini, 76 Tahun Yang Lalu: 

Pierre Suteki 

Sila 1 Pancasila 18 Agustus 1945 sebagaimana tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI 1945 berbunyi: "Ketuhanan Yang Maha Esa". Apakah artinya sila ini. Ketuhanan itu berasal dari kata Tuhan. Who is God? Agama samawi pasti meyakini bahwa God is the maker and the ruler of the universe. Selain pencipta dan pengatur jagat raya ini tidak dapat disebut sebagai Tuhan. Dengan perkataan lain, segala sesuatu yang tidak mampu menciptakan dan mengatur alam semesta ini tidak layak disebut sebagai Tuhan dan oleh karenanya tidak pantas dijadikan sesembahan yang sejati. 

Ketuhanan berarti keyakinan atas adanya Tuhan yang dimaksud. Lalu apa arti Yang Maha Esa? Silahkan dicari di kamus apa saja, apa maksud Yang Maha Esa. Maha itu berarti yang paling. Esa berarti tunggal tidak terbagi dan satu-satunya tidak tersusun atas unsur lainnya. Itu yang maha esa. Jadi kalau mau letterlijk maka selain yang tidak berketuhanan yang maha esa artinya tidak Pancasilais, khususnya bertentangan dengan sila 1 tersebut. Lalu, siapakah yang dimaksud tuhan yang maha esa itu? Alinea ketiga Pembukaan UUD NRI 1945 secara tegas menyatakan Allah yang Maha Kuasa. 

Sila 1 Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Ini lebih "soft" karena yang wajib menjalankan syariat islam itu hanya pemeluk Islam saja, sedangkan yang beragama lain tetap dianggap tidak bertentangan dengan sila 1. Jadi justru dijamin. Jadi, yang ngotot supaya sila 1 Piagam Jakarta itu diubah sesungguhnya tidak atau kurang memahami apa makna sila tersebut. 

Kalau mau konsisten, letterlijk, sebenarnya yang sesuai sila 1 sekarang hanya agama monoteisme, yaitu, misalnya Agama Islam. Itu menurut pemahaman saya, jika Anda berbeda pemahaman, silahkan berikan argumentasi Anda untuk memperkokoh keyakinan kita terhadap ideologi mana yang benar-benar akan kita yakini kebenarannya sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkannya ke dalam perilaku kita setiap hari. 

Tabik...!!!

Read more...

OPSI TAWARAN PENYELESAIAN MEDIASI GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERHADAP IR JOKO WIDODO SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM PERKARA NOMOR : 266/PDT.G/2021/PN.JKT.PST*


Sehubungan dengan telah bergulirnya agenda mediasi atas perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Secara Materiil Dalam Fungsinya Positif berupa Ir. Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia, sebagaimana telah diregisterasi dalam perkara Nomor : 266/Pdt.G/2021/PN.Jkt.Pst, Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dengan ini menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Gugatan A Quo dilakukan adalah sebagai bentuk kepedulian sejumlah rakyat Indonesia dan dalam rangka memperbaiki kondisi bangsa dan Negara. Karenanya, Penggugat tetap membuka ruang dialog, musyawarah dan mufakat, sepanjang bertujuan untuk kebaikan bangsa Indonesia dan masa depan generasi anak bangsa.

2. Bahwa Penggugat, menawarkan opsi mediasi yang apabila salah satu opsi diambil oleh Presiden Joko Widodo, maka Penggugat mempertimbangkan akan mengakhiri sengketa hukum ini baik dengan mencabut perkara atau dengan membuat akta perdamaian yang akan dijadikan sebagai dasar membuat putusan perdamaian.

3. Bahwa opsi yang ditawarkan Penggugat adalah sebagai berikut :

_*Pertama,*_ Ir Joko Widodo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia ; atau

_*Kedua,*_ Ir Joko Widodo dalam kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia mengakui telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam bentuk perbuatan tercela yang melanggar konstitusi ; atau

_*Ketiga,*_ Ir Joko Widodo dalam kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia menyatakan bertaubat yang pernyataan itu disampaikan kepada segenap rakyat Indonesia, dan sebagai bentuk pembuktikan taubat segera melakukan :

1. Menghentikan kriminalisasi kepada Ulama dan Aktivis, karena itu Presiden segera memerintahkan Pembebasan Terhadap Habib Rizieq Shihab, Seluruh petinggi FPI, Gus Nur, Ali Baharsyah, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat dan yang lainnya;

2. Menghentikan kriminalisasi terhadap Ormas Islam, karena itu Presiden segera mengaktifkan kembali FPI dan HTI;

3. Menghentikan Produk Legislasi yang tidak pro rakyat,  karena itu Presiden segera terbitkan Perppu untuk membatalkan UU Omnibus Law Cipta Kerja (UU No 11/2020) UU Minerba (UU No 3/2020), UU Covid-19 (UU No 2/2020), UU Pelemahan KPK (UU 19/2019), dan menghentikan pembahasan UU HIP maupun BPIP.

4. Memenuhi Hak Beragama Bagi Seluruh Calon Jamaah Haji Indonesia, oleh karenanya Presiden harus segera melakukan keseluruhan langkah dan ikhtiar yang dapat ditempuh - Termasuk Melakukan Lobi Terhadap Otoritas Saudi- Agar Calon Jama'ah haji Indonesia dapat menunaikan kewajiban yang merupakan bagian dari rukun Islam yang kelima.


Demikian Press Release disampaikam, terima kasih.

Jakarta, 21Juni 2021

Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA)


*Azam Khan, S.H.*
Humas
Hp. 08123242274


*Ahmad Khozinudin, S.H.*
Koordinator Advokat
Hp. 081290774763


Mengetahui, 



*Prof Dr H. Eggi Sudjana Mastal, SH, MSi*
Ketua Umum      


*Damai Hari Lubis, SH, MH*                                           Sekretaris Jenderal

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP