Click here for Myspace Layouts
Powered by Blogger.

Thursday, July 8, 2021

bank SYARIAH part #3

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


_" *bank SYARIAH*"_
(Part 03)
#abc#

_Dari kurleb 180juta penduduk muslim NKRI, yang sudah menjadi nasabah bank syariah per november 2020 sekitar 30juta penduduk._

_Dari 30 juta nasabah bank syariah_ ini sendiri tentunya masih ada yang tetap  menjadi nasabah bank konvensional juga.  Jadi kalo diringkas lagi penduduk muslim yang hanya punya rekening dibank syariah dan ga punya rekening di bank konven maka akan mengerucut lagi jumlahnya.

_Dari penduduk yang hanya memiliki rekening syariah doang_ ini kalo disaring lagi yang ga punya pinjaman/hutang ke bank syariah maka akan semakin mengecil lagi jumlahnya. Karena banyak yang membuka rekening di bank syariah dengan _terpaksa_ karena mengajukan pinjaman/kredit ke bank syariah jadi bukan karena hijrah dari bank konven.

"Skema Kerucut" diatas merupakan sebuah ilustrasi bahwasanya untuk "menghasilkan" penduduk yang menjadi nasabah bank syariah karena faktor syariah murni ( _puncak kerucut_) membutuhkan tahapan "dasar/pondasi kerucut" ( _lingkaran_) dan tahapan "tubuh kerucut" sebelum mencapai tahapan "puncak kerucut".

Dasar/pondasi dari sebuah kerucut adalah lingkaran, dan analogi dari lingkaran ini adalah penduduk musim yang sudah _berekening bank syariah_ meskipun disisi lain bisa jadi masih belum bisa meninggalkan rekening bank konvensionalnya karena berbagai hal misalnya _kredit di bank konvennya blum lunas, jaringan bank konven lebih luas, keterikatan dengan kantor atau relasi dan sebagainya._

Beberapa kali ada yang bertanya kepada sy :  _"gimana kalo kita punya rekeningnya di bank konvensional tetapi  hanya untuk menabung doang (tidak meminjam uang disana) dan tidak mengambil bunga tabungannya ?"_ 

Ketika kita menabung di bank konvensional yang sudah jelas merupakan lembaga ribawi maka kita akan masuk dalam kaidah _bekerja sama atau tolong menolong dalam perbuatan dosa ( riba)_ karena bisa diasumsikan bahwasanya uang yang kita tabung bisa dipakai bank tersebut untuk menjalankan usaha/praktek ribanya. _Dan tolong menolong/bekerja sama dalam perbuatan dosa adalah sesuatu yang dilarang/diharamkan syariat islam._

Berhijrah dari rekening konven ke rekening syariah baru merupakan langkah permulaan karena ketika sudah menjadi nasabah bank syariah bukan berarti kita bebas melakukan segala transaksi yang ditawarkan bank syariah tersebut.

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua*

Read more...

Monday, July 5, 2021

Bank syariah

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


_" *bank SYARIAH*"_
(Part 01)
#abc#

Ada kejadian yang buat sy "cukup langka" yang terjadi tadi pagi di salah satu cabang BSI ( _bank syariah indonesia_ ) di kota tasikmalaya, kejadian tersebut adalah dimana petugas parkirnya menolak ketika diberi uang parkir saat kendaraan sy _exit_ dari bank tersebut. 

Yang membuat "langka" bukan karena ga perlu ngeluarin uang parkir karena pada dasarnya kita terbantu dengan adanya petugas parkir yang begitu cekatan mengatur laju kendaraan kita saat parkir agar _aman_ sehingga wajar kalo kita memberi "uang jasa" buat petugas parkir,  tetapi yang membuat langka ya karena sebelumnya sy ga pernah ngalamin ketika markirin kendaraan dilingkungan bank petugas parkirnya menolak saat diberi uang parkir. Cuma sepertinya kebijakan _free parking_ hanya di BSI cabang yg ini aja karena sebelum kesini sy ke BSI cabang yang lain parkirnya masih berbayar seperti biasa.

Tetapi ada hal lain yang lebih menarik untuk kita cermati bersama sebagai wujud dukungan kita terhadap ekonomi islam yaitu masih rendahnya partisipasi umat islam untuk bertransaksi atau menjadi nasabah bank syariah. Mayoritas umat islam masih menjadi nasabah bank konvensional yang sudah nyata atau sudah jelas _ribanya._ Logika sederhananya kalo _"bank konven"_ sudah bebas dari riba tentunya ga perlu lagi dibentuk  _"bank syariah"_

Direktur Utama PT BSI dalam webinar bertajuk _"peluang dan tantangan perbankan syariah pasca merger bank syariah BUMN"_ pada bulan februari kemarin mengatakan bahwa data per november 2020 menunjukkan dari 180juta penduduk muslim di negeri kita baru sekitar 30juta penduduk yang menjadi nasabah bank syariah. Jadi penduduk muslim yang menjadi nasabah bank syariah baru 16,7% sedangkan 83,3% menjadi nasabah bank konvensional.

Bank Syariah di negeri kita pertama kali berdiri pada tahun 1991 sehingga Alhamdulillah sudah kurleb 30 tahun mewarnai transaksi keuangan di bumi  tercinta kita ini. 

Terlepas belum _"100% syariahnya"_ bank syariah tentunya sebagai umat islam kita harus bersyukur dan  mendukung _tumbuh-kembangnya_ bank syariah. Dan salah satu wujud dukungan kita adalah _hayuu_ yang _cumak_ punya rekening bank konven dan belum punya rekening bank syariah _hayuuuu_ segera bikin rekening di bank syariah ( _yang berakad wadiah yaa_). Terutama untuk rekening "yayasan keislaman" ( _pesantren/ sekolah/lembaga islam lain, ormas islam, pergerakan/komunitas islam, dll_) mangga yang punya akses ke pengurus yayasannya untuk _menyarankan_ ganti norek konven ke norek syariah....

Makanya, mohon jangan punya anggapan komunitas hijrah riba suka mempersulit "open donasi" kalo rekeningnya "open donasinya" masih  pakai norek konvensional. Sejatinya itu bukan untuk mempersulit tetapi sebagai wujud dukungan sistem ekonomi syariah.

Sangat tidak tepat lagi tentunya kalo masih ada yang berprinsip _" bank syariah mah sama ja dengan bank konven"_ karena _bank konven sudah jelas ribanya_ sedangkan di bank syariah kita punya pilihan untuk menerapkan _transaksi syariah_ agar terhindar dari riba.

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua*

Read more...

Sunday, July 4, 2021

jalan Rejeki ada dimana? "_ #abc#

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


Ada sebuah warung makan yang mana lokasinya berdempetan dengan bak penampungan sampah, jadi aroma sampah pasti tercium saat pengunjung warung sedang makan. Secara _teori kuliner_  sudah tentu kondisi tersebut tidak memenuhi syarat PMWMYBB ( _pedoman membuat warung makan yang baik dan benar_). Tetapi Masyaa Allah ternyata  warung tersebut ramai pengunjungnya...

Tidak terlalu jauh dari tempat itu ada warung kuliner lain yang kalo mo ke warungnya harus melewati rel kereta api aktif tanpa palang. Meski ada tukang parkir yang mbantu mantau kereta tetapi tetep ja _serem._ Tetapi qodarullah warung tersebut juga ramai pengunjungnya...

Maju rada jauh lagi dan belok 2x dari tempat ini ada 2 pelaku usaha offline dengan komoditas  sama yang berjualan ditempat berdekatan. Yang pertama tokonya di pinggir jalan dengan dilengkapi spanduk yang besar, sedangkan yang kedua tokonya masuk kedalam gang sempit melewati toko yang pertama tadi dengan spanduk identitas kecil alakadarnya. Tetapi qodarullah justru toko kedua yg didalam gang yang jualannya lebih ramai bahkan sering antri pembelinya.

Muter lagi dari daerah ini dan belok 2x kearah luar kota ada lagi yang jualan _online_ dengan 7 orang penjahit saat itu. _Team Admin_ dipegang ownernya sendiri. Yang unique dari beliau ini salah satunya dia jarang megang _handphone_ meskipun di jam-jam _prime time_ untuk jualan. Megang handphone untuk jualan & bertransaksi semaunya dia ja _mood_ nya kapan. Kata beliau dan sudah beliau buktikan _"kalo dah rejeki mah moal kamana"_. Emang bener sih karena klo sy _chat_ beliau seringnya _slow respon._ Cuma, Alhamdulillah jualan onlinenya ramai dan terkadang malah kekurangan stock saking tingginya permintaan..

Dan tentunya masih ada banyak _"cerita jualan"_ yang lain dengan segala warna serta kondisinya. Dan belum tentu kalo orang lain _copas_ atau _meniru_ cara jualan contoh diatas akan mendapatkan hasil yang sama karena masing-masing orang punya jatah rejeki masing-masing sesuai kadar dariNYA.

Dari _Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda:

*أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ*

_*“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah,* dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, *karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah,* dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. *Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan sahih oleh Syaikh Al Albani)."*_

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengulang 2x kalimat _"...dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki...",_ sebuah penekanan untuk kita semua agar tidak _terperosok_ kedalam cara mencari rejeki yang tidak baik (haram). Jalan rejeki yang "baik" misalnya permodalan atau sistem usahanya bebas riba, tidak dzolim, tidak mengandung unsur suap, tidak menipu, tidak merugikan orang lain, jauh dari unsur gharar _dan lain sebagainya._

Di bagian tengah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diatas  terselip pesan yang sangat dalam maknanya yaitu _*"....sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya....*"_ Sabda Rasulullah ini mematahkan prinsip atau anggapan _"kalo ga ikut KPR kapan bisa punya rumahnya, kalo ga ngeleasing gimana bisa kebeli mobil/motor, kalo ga pinjem bank kapan bisa punya modal, kalo ga ikut asuransi mana bisa tenang kalo sakit, kalo ga digadaikan barangnya gimana bisa dapat uang cepet...dan lain sebagainya"_

Kewenangan _"memilih"_ jalan mencari rejeki yang baik (halal) atau yang jelek (haram) ada dalam diri kita semua, cuma banyak yang mengambil pilihan instan yang jelek ( _haram_) karena _ndak sabar_ kalo harus menunggu lama apa yang diinginkan padahal kata Rasulullah juga _*"....walaupun terlambat datangnya..."*_

Tetapp semangaat untuk yang baru merintis atau sedang berproses dalam usahanya, untuk yang qodarullah sudah sukses semoga makin sukses & berkah usahanya. 

Ada tagline keren banget dari owner _"regarsport"_  wonogiri yaitu _*" temen itu sukses bareng,"*_ yang kalo sy artikan kurleb yang belum sukses jangan ragu/malu untuk _berguru_ ke yang sudah sukses, yang sudah sukses sy yakin semua sangat _welcome_ untuk sharing _langkah sukses_ dengan yang pingin sukses. Insyaa Allah hal ini bisa jadi wasilah terwujudnya *_#temen itu sukses bareng.._* [Sukses diAkhirat sukses diDunia, aamiin yaa Rabbal alamin]

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua.*

Read more...

Inspirasi Zulqi'dah 23



🍂... Di antara doa yang pasti diijabah oleh Allah Ta'ala adalah doanya orang-orang yang terzalimi, mereka yang teraniaya, mereka yang dirampas hak-haknya, lagi tersakiti lahir batinnya. 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas ra. disebutkan bahwa Nabi ﷺ mengutus Mu'adz bin Jabal ra. ke negeri Yaman lalu beliau bersabda:

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ.

"Berhati-hatilah kamu terhadap doa orang yang dizalimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalang" ... (HR Al-Bukhari, No. 2268)

Ketika dia mendoakan orang yang menzaliminya, Allah Ta'ala pasti akan mendengarnya dan mengijabahnya. "Doa orang yang terzalimi mengalir dalam satu malam. Manusia mengabaikannya, tetapi Allah tidak!" demikian ujar Khalid bin Barmak.

Maka, Yazid bin Hakim pernah berkata, "Aku tidak pernah takut kepada seseorang. Namun, aku sangat takut kepada orang yang pernah aku zalimi. Sebab, aku tahu, tidak ada penolong bagi dirinya selain Allah. Dia akan mengatakan *hasbiyallâh* (cukuplah Allah bagiku), dan (ketika itulah) Allah berada di antara aku dan dirinya (Allah menjadi pembelanya)."

🍂... Itulah mengapa, agar efek kezaliman tidak sampai mendatangkan bencana, terlebih di akhirat, Nabi ﷺ pun menasihatkan:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

"Siapa yang pernah menzalimi kehormatan saudaranya atau menzalimi hal lainnya, maka tuntaskanlah semuanya pada hari ini (saat masih hidup) sebelum (datang hari ketika) dinar dan dirham tidak lagi berguna. 

Sesungguhnya, jika dia memiliki amal saleh, niscaya amal salehnya itu akan diambil sesuai kadar kezaliman yang dilakukannya. Jika dia tidak memiliki kebaikan, keburukan orang yang dizalimi akan ditimpakan kepadanya, sehingga dia pun dilemparkan ke neraka" … (HR Al-Bukhari, No. 2449)

✔️... Al-Imam Adz-Dzahabi, Al-Kabâ'ir (Dosa-Dosa Besar).

Read more...

MEMBENTUK MINDSET YANG BENAR TENTANG COVID-19



_Oleh: KH Hafidz Abdurrahman_


Mendengar paparan Ahmad Rusydan, Ph.D, pakar mikrobiologi, juga dr Amin, praktisi kesehatan yang menangani pasien Covid-19 ini banyak ilmu yang kita dapatkan, sekaligus membentuk mindset yang benar. Masalah Covid-19 yang selama banyak disalahpahami, sehingga melahirkan sikap yang salah, jelas telah menyebabkan kompleksitas yang luar biasa. Ditambah dengan kebijakan yang tidak sistemik, menyeluruh dan terukur dari awal, menyebabkan ledakan kasus ini seperti puncak gunung es.  

Covid-19 adalah virus. Virus ini, sebagaimana virus yang lain, adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan memiliki khasiat tertentu. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui dua lubang, hidung dan mulut, kemudian masuk dan bersarang di paru. Serangan virus ini bisa menyebabkan pengentalan bahkan darah beku, yang mengakibatkan penderita kekurangan oksigen. Meski masing-masing penderita kondisi daya tahan tubuhnya bisa berbeda-beda. Karena itu, ada yang bisa sembuh, dan tidak jarang yang berakhir dengan kematian. 

Bagaimana kita mendudukkan masalah ini? *_Pertama,_* dalam konteks qadha’ dan qadar, kita harus meyakini, bahwa qadha’ dan qadar, baik dan buruknya, dua-duanya berasal dari Allah. Qadha’ adalah perbuatan yang menimpa kita, yang tidak bisa kita elakkan. Sedangkan qadar adalah khasiat yang diciptakan oleh Allah pada benda, termasuk mikroba. Covid-19 dengan khasiatnya adalah bagian dari qadar yang Allah ciptakan. Kita juga tahu, bagaimana dia masuk ke dalam tubuh kita? Melalui dua lubang hidung dan mulut. Karena itu, untuk menangkal atau menghindari masuknya virus ini di dalam tubuh kita, cara pertama adalah disiplin memakai masker, tidak banyak bicara, dan sedikit interaksi dengan orang asing. Ketika bicara tidak membuka masker. 

*_Kedua,_* termasuk disiplin mencuci tangan, agar kuman yang menempel di tangan, ketika digunakan untuk mengusap mata, hidung atau mulut tidak menjadi alat penghantar masuknya virus. Begitu juga dengan pakaian dan badan, setelah terpapar bakteri dari luar segera mandi dan dibersihkan. 

*_Ketiga,_* sebelum terkena virus, dilakukan penguatan fisik, dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi ini untuk memberikan proteksi dari dalam, agar virus yang menyerang bisa ditangkal oleh daya tahan tubuh yang telah divaksin. Selain vaksinasi, juga bisa dilakukan penguatan fisik, dengan mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin. Menghindari gula, atau konsumsi karbohidrat yang berlebihan, supaya daya tahan tubuh kita kuat. 

*_Keempat,_* berolahraga secara rutin, demi menjaga kesehatan tubuh. 

*_Kelima,_* selain ikhtiar secara fisik, juga harus dilakukan ikhtiar secara non-fisik, baik secara psikis maupun spiritual. Dalam situasi yang serba amburadul, bahkan nyaris tidak ada yang bisa diharapkan, mindset yang benar ini penting. Ketika tidak bisa berharap kepada sistem yang ada, maka kita harus berikhtiar secara personal, agar tetap sehat dan kuat. Karena, ini dibutuhkan untuk dakwah dan mengemban risalah. Karena itu, niatkan menjaga kesehatan dan tetap hidup sehat sebagai bagian dari misi mengemban dakwah. Karena dakwah ini harus diemban oleh orang-orang yang sehat. 

Ingat, betapapun hebat ilmu dan kemampuan seseorang, jika sakit, maka semuanya tidak ada artinya. Karena tidak bisa mengemban amanah. Tidak bisa menyampaikan ilmunya. Tidak bisa berdakwah. Jadi, hidup sehat itu penting. Menjaga kesehatan itu juga penting. 

Dengan akal dan cara berpikir yang benar, kita bisa berikhtiar maksimal agar tetap bisa hidup sehat, dan menjaga kesehatan. Dengan akal dan cara berpikir yang benar, ketika kita sakit, maka ingat, ada tugas dakwah yang menanti, maka kita harus bangkit, dan sehat. Berobat dan berikhtiar agar sembuh dari sakit. Niatkan, semuanya untuk menunaikan risalah, mengemban dakwah. 

Karena itu, selain ikhtiar fisik, terus menerus kita harus menguatkan hubungan dan perlindungan dari Allah. Dengan melanggengkan dzikir, selesai shalat Rawatib, dzikir pagi dan petang, dan dalam kondisi-kondisi lapang dan susah. Menjaga qiyamul lail, shalat Dhuha, membaca al-Qur’an, dan terus-menerus mengokohkan iman adalah modal utama kita. Terutama iman kepada qadha’ dan qadar, tawakal, rizki, dan ajal. Selalu husnudhan kepada Allah.  

Inilah mindset dan sikap yang benar dalam menghadapi pandemi ini.

Read more...

Thursday, July 1, 2021

Tentang rariba disekitar kita #abc#

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


*" MIRIS | mikul riba segitunya, part. 11 "*


Dari _part 01_ sampai _part 10_ bisa jadi pelaku riba yang diangkat dalam tulisan sy ini ga ada yang ikut dalam grup ini, _"tetapi kenapa diangkat untuk di share dalam grup ini ? Toh yang melakukan mereka bukan kita.."_

Dari _Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda,

إِذَا ظَهَرَ الزِّناَ وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ

_*“Apabila telah merajalela praktek perzinaan dan riba di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.”*_ (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Imam Adz-Dzahabi mengatakan, hadits ini shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi sebagaimana disebut dalam Shahih At-Targhib wa Tarhib, no. 1859)

Salah satu makna dari _merajalela_ atau sering disebut juga _semarak_ kalo dalam kamus besar bahasa indonesia artinya _menjadi-jadi._  Riba yang _merajalela_ bisa diartikan sebagai _sebuah kondisi dimana secara umum praktek transaksi ribawi yang semakin menjadi-jadi semakin banyak modelnya semakin banyak pelakunya._

_"... penduduk negeri.."_ bisa dimaknai sebagai semua orang yang mendiami sebuah negeri atau daerah, jadi _bukan hanya orang yang melakukan praktek ribawi._

_"...menghalalkan diri mereka untuk untuk diadzab oleh Allah"_ bisa dianalogikan seperti _"menantang"_ atau _"mempersilahkan"_ untuk diazab Allah. Sangat dalam tentunya makna _"menghalalkan"_ dalam sabda Rasulullah tersebut, _azab didunia_ yang berkorelasi dengan _azab diakhirat_ dimana pelaku riba kelak akan diancam "perang" oleh Allah dan RosulNYA.

Sangat tidak tepat tentunya ketika ada prinsip _"cuekisme"_ alias _yang penting gue kagak"_ alias _"ga peduli dengan riba yang dilakukan orang lain karena merasa/mentang-mentang dirinya sudah tidak meriba."_ Karena "azab" yang datang atau diturunkan Allah tidak memilih hanya akan menimpa pelaku ribanya semata tetapi seluruh  orang yang mendiami daerah tersebut berpotensi ikut merasakan azab Allah, entah dia meriba atau tidak....

Jadi..
_"Riba yang merajalela adalah tanggung jawab kita bersama untuk ikut  peduli"_ terlepas kita masih meriba atau kita masih berproses untuk lepas dari riba atau kita sudah hijrah dari riba. Peduli terhadap peribaan sebagi _aktualisasi ketaqwaan_ kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ada banyak ragam cara sebagai perwujudan kepedulian kita, selain kita sendiri yang harus istiqomah dijalur hijrah riba maka kita juga bisa  berihtiar mengedukasi lingkungan kita misal _dengan nyetatus antiriba, share artikel ttg antiriba, mengajak orang lain ikut komunitas hijrah riba, nempel stiker antiriba di kendaraan, memakai kaos bertemakan antiriba dan lain sebagainya._

 Tugas kita hanya _berdoa dan menyampaikan semata_ karena tetap yang namanya hidayah mutlak kuasa Allah Subhanahu wa Ta'ala, jadi kita harus siap dengan apapun yang terimbas karena kita berani _mengajak_ hijrah dari riba. Kalo kita _teriak_ "hayoo tinggalkan minuman keras", "hayoo tinggalkan perjudian", "hayoo jauhi narkoba" dll maka yang mendengar _teriakan_ kita pasti akan mendukung karena semua paham _minuman keras, judi dan narkoba_ haram hukumnya jadi wajib ditinggalkan.

Cuma kalo teriak _"hayoo tinggalkan riba"_ maka bisa jadi reaksi yang muncul bukan dukungan tetapi  akan berbalik bertanya _"solusinya apa"_ atau _"bahkan jadi menjauhi  kita karena sudah bikin ga nyaman" atau "kita ditegur karena ini grup umum bukan tempat dakwah riba" dan sebagainya....._. Meskipun mereka pada tahu riba juga haram seperti halnya minuman keras, judi ataupun narkoba..

Riba merupakan salah satu dari tujuh dosa *BESAR* yang *MEMBINASAKAN,* jadi tiada alasan lagi untuk _bermesraan_ dengan riba....

Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP