Click here for Myspace Layouts
Powered by Blogger.

Thursday, September 8, 2022

PENUNTUT ILMU; SERIUS, SABAR DAN PUNYA DAYA TAHAN


Dalam Kitab Al-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani mengatakan:

أن تدرس الأشياء بعمق حتى تدرك حقائقها إدراكًا صحيحًا لأن هذه الثقافة فكرية عميقة الجذور يحتاج في دراستها إلى صبر وتحمل

"Hendaknya sesuatu itu dipelajari secara mendalam hingga dipahami hakikat sesuatu tersebut dengan pemahaman yang benar. Sebab tsaqofah islamiyyah adalah pemikiran yang mendalam, serta mengakar yang dalam mempelajarinya membutuhkan kesabaran dan daya tahan."

[Al-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah juz 1, hlm. 127]

Apa yang beliau sampaikan dalam 'ibarot tersebut adalah salah satu dari tiga metode mempelajari tsaqofah islamiyyah. Artinya, ini adalah jalan yang mau tidak mau harus ditempuh oleh setiap pelajar terutama mereka yang mempelajari kitab-kitab beliau.

Mempelajari tsaqofah islamiyyah tidak bisa cuma sekadar _nyicip-nyicip_ saja. Sekadar datang dalam majelis ilmu, tanpa ada upaya serius memahaminya, bahkan sampai tidur dalam majelis. Berapa banyak orang yang sudah bertahun-tahun belajar, hadir dalam halqoh mingguan, tapi sama sekali tidak menguasai isi kitab. Kemungkinan besar, dia tak pernah melibatkan aktivitas berpikir dalam proses belajarnya, sehingga proses belajar atau halqohnya berlalu begitu saja.

Apa akibatnya? Akibatnya dia memahami sesuatu tidak dengan pemahaman yang benar. Atau memahami sesuatu malah bertentangan dengan realitanya. Ini kebodohan namanya. Meski ia telah belajar atau halqoh bertahun-tahun. Sebagaimana para ulama mendefinisikan kebodohan:

تصور ما شأنه أن يعلم على خلاف ما هو به في الواقع

"Gambaran mengenai sesuai yang bisa diketahui yang bertentangan dengan realitasnya."

Selain itu, butuh kesabaran dan daya tahan dalam menjalani prosesnya. Belajar adalah proyek seumur hidup. Orang yang tidak punya daya tahan akan gugur di tengah jalan. Yang tidak punya kesabaran akan terburu-buru naik panggung, punya hasrat jadi guru, sebelum matang ilmunya. Karenanya, yang tidak memiliki kesabaran dan punya daya tahan maka dia akan menanggung pahitnya kebodohan sepanjang hidupnya. Al-Imam Asy-Syafi'i pernah mengatakan:

من لم يذق مر التعلم ساعة... تجرع ذول الجهل طول حياته

"Siapa saja yang tidak sanggup menahan pahitnya belajar meski sesaat, maka ia akan menanggung hinanya kebodohan sepanjang hidupnya." []

Read more...

Wednesday, August 10, 2022

Catatan Hati Seorang Emak PART 2 - Gendong M-Shape

Catatan Hati Seorang Emak

PART 2 - Gendong M-Shape 

Anting si bungsu hilang, awalnya ganjalan di belakangnya hilang ku simpan anting sebelahnya ku simpan di dalam pelastik, lalu tak lama kemudian di susul oleh anting sebelahnya ganjelannya hilang ku simpan lagi sebelahnya. Tapi akhirnya hilang sebelah. Ada rasa bersalah. Karena melepasnya.
Tapi anehnya selepas anting itu tiada tiap ku bawa si bungsu keluar tak ada yang julid padanya terutama saat ku gendong dia dengan teknik M-Shape.
Sebelumnya emak kena semprot orang-orang gegara anaknya masih bayi tapi gendong kakinya di lebarkan,
"Eta... tos di jegangkeun... Karunya..."
Dan bla...bla...
"Gpp Bu justru bagusnya kaya gini"
Sembari nelen ludah nahan diri buat ngejelasin teknik M-Shape.
Tapi sekarang ga ada yang komen lagi .. ah mungkin daku yang terlalu over thinking... Semoga segera ketemu ataupun dapat ganti yang lebih baiknya..
Gendong M-Shape banyak manfaatnya bund ...
Mulai dari menjaga postur tubuh anak, anak terhindar dari gumoh, juga ibu ga pegel tangan dan pundak karena harus nopang kepala dengan lengan, jadinya tangan kanan dan kiri free buat melakukan apa pun apa lagi buat aku ibu 3 anak kalo jalan diboyong semuanya harus pegang semuanya.
Ziya aku gendong pake kain jarik dan ringsling cuddleme seperti yang nampak pada foto di bawah
Barang yang aku pengen sejak lama. 
Kelebihannya yang aku rasain karena bahannya dari polyprophylene... Awet ga akan karatan dan kalo apik ga akan patah, selain itu ga bikin nyeri di dada, sebelumnya sempet coba ringsling Stainles, waktu ngeganjel di dada rasanya sakit. 
Review lebih lengkapnya lagi boleh cek dan order di sini ya bunda :

https://shope.ee/99m8PhbKcL

Jangan julid ya cuma ngiklan 😌😂😂😂

Semoga Allah mudahkan rezeki ketiga anak ku
Aamiin...
Yang samaan gendong anaknya pakai M-Shape sini ngumpul...
Pernah samaan kena semprit orang kah 😂😂😂

Read more...

Saturday, August 6, 2022

Homeschooling Menyenangkan Bagi Anak

Homeschooling Menyenangkan Bagi Anak

Kegiatan belajar dari rumah atau Homeschooling kini banyak digandrungi oleh sebagian masyarakat di dunia, berdasarkan data dari majalah The Economist edisi 27 Februari 2021 jumlah peminat homeschooling meningkat di Inggris hingga mencapai 40 persen pada Oktober 2020.
Di Indonesia sendiri tercatat ada 11.000 anak usia sekolah yang melakukan homeschooling, alasan kebanyakan dari mereka yang memilih belajar dari rumah karena tidak sedikit anak yang memiliki bakat khusus dan merasa tidak cocok dengan kegiatan pembelajaran di sekolah formal.
Selain faktor diatas dimasa pandemi covid-19 kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke rumah melalui pembelajaran daring, dan tidak sedikit orang tua memilih untuk memilih pembelajaran dari rumah untuk mengurangi resiko anak terpapar covid-19.
Adapun pemahaman orang tua memandang bahwa kegiatan belajar dari rumah atau homeschooling ini lebih relevan dengan kondisi dan perkembangan anak, dengan mengkritisi metode pembelajaran sekolah formal yang selalu berganti – ganti sistem pendidikannya.
Kelebihan dari homeschooling ini orang tua dapat memantau perkembangan dan memenuhi potensi anak. Mereka dapat berekplorasi  dengan lingkungan dan belajar untuk mengenal apa yang dilihat serta mengasah kemampuan sesuai dengan usianya.
 Waktu yang dibutuhkan bagi anak untuk melakukan homeschooling pun fleksibel, disesuaikan dengan keinginan orang tua dan anak atau berdasarkan jadwal yang disusun secara mandiri. Dibandingkan dengan sekolah formal, waktu yang dibutuhakan untuk homeschooling lebih singkat.
Selain itu juga memberi Quality time antara orang tua dengan anak, membangun hubungan yang erat dengan anak karena seabagian waktu lebih banyak dari rumah sehingga orang tua dapat memantau perkembangan anak, dan anak pun mampu fokus dalam belajar.
Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan pula, bahwa homeschooling juga memiliki kekurangan yakni harga yang relatif mahal hal ini dapat disiasati sesuai dengan kebutuhan anak dan budget yang dimiliki, hal ini tidak menjadi halangan utama bagi pendidikan anak.
Kurangnya sosialisasi dan daya saing anak karena tempat mereka belajar adalah rumah antara orang tua dan anak, namun hal ini tergantung bagaimana peran orang tua dalam mengarahkan anak agar berinteraksi dengan masyarakat, semisal memiliki teman bermain atau terlibat di komunitas.
Memilih untuk memutuskan homeschooling tentu sepaket dengan beragam perencanaan kegiatan belajar. Dalam aktivitasnya anak dapat diasah kemampuannya secara motorik dan kognitif, kemampuan bahasa, kemampuan eksak, melakukan eksperimen tertentu.
Karena kegiatan belajar dalam homeschooling tidak monoton dan kaku, orang tua dapat melakukan beragam cara untuk mengenalkan anak pada banyak hal. Semisal dengan melakukan game, menonton bersama, mengunjungi tempat tertentu, membaca buku cerita dan bercerita, 
Di rumah orang tua juga dapat mengajarkan kemampuan dasar kepada anak seperti bagaimana cara memasak, menjahit pakaian, membereskan rumah, berkebun, membersihkan lantai, mencuci, dan pekerjaan lainnya yang mungkin dapat membantu anak kelak setelah dewasa.
Anak juga dapat dibekali skill dalam berwirausaha, bagaimana bersikap tanggung jawab dan berperan sesuai fitrahnya, membentuk karakter baik pada anak yang dicontohkan sedari awal oleh orang tua sebagai rule model yang harus memberi contoh yang baik bagi anak dalam bertindak.
Terlepas dari berbagai pandangan pro dan kontra, kebutuhan pendidikan anak adalah prioritas utama dalam sebuah keluarga. Karena dari pendidikan tersebu adalah awal pembentukan dan kematangan berfikir anak serta menentukan masa depan mereka kelak.



https://ruangnegeri.com/dampak-covid-19-terhadap-pendidikan-indonesia/
https://www.beritasatu.com/archive/245201/ada-11000-anak-memilih-homeschooling
https://berkeluarga.id/2020/10/23/kelebihan-dan-kekurangan-homeschooling-yang-harus-orangtua-ketahui/

Read more...

Thursday, July 8, 2021

bank SYARIAH part #3

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


_" *bank SYARIAH*"_
(Part 03)
#abc#

_Dari kurleb 180juta penduduk muslim NKRI, yang sudah menjadi nasabah bank syariah per november 2020 sekitar 30juta penduduk._

_Dari 30 juta nasabah bank syariah_ ini sendiri tentunya masih ada yang tetap  menjadi nasabah bank konvensional juga.  Jadi kalo diringkas lagi penduduk muslim yang hanya punya rekening dibank syariah dan ga punya rekening di bank konven maka akan mengerucut lagi jumlahnya.

_Dari penduduk yang hanya memiliki rekening syariah doang_ ini kalo disaring lagi yang ga punya pinjaman/hutang ke bank syariah maka akan semakin mengecil lagi jumlahnya. Karena banyak yang membuka rekening di bank syariah dengan _terpaksa_ karena mengajukan pinjaman/kredit ke bank syariah jadi bukan karena hijrah dari bank konven.

"Skema Kerucut" diatas merupakan sebuah ilustrasi bahwasanya untuk "menghasilkan" penduduk yang menjadi nasabah bank syariah karena faktor syariah murni ( _puncak kerucut_) membutuhkan tahapan "dasar/pondasi kerucut" ( _lingkaran_) dan tahapan "tubuh kerucut" sebelum mencapai tahapan "puncak kerucut".

Dasar/pondasi dari sebuah kerucut adalah lingkaran, dan analogi dari lingkaran ini adalah penduduk musim yang sudah _berekening bank syariah_ meskipun disisi lain bisa jadi masih belum bisa meninggalkan rekening bank konvensionalnya karena berbagai hal misalnya _kredit di bank konvennya blum lunas, jaringan bank konven lebih luas, keterikatan dengan kantor atau relasi dan sebagainya._

Beberapa kali ada yang bertanya kepada sy :  _"gimana kalo kita punya rekeningnya di bank konvensional tetapi  hanya untuk menabung doang (tidak meminjam uang disana) dan tidak mengambil bunga tabungannya ?"_ 

Ketika kita menabung di bank konvensional yang sudah jelas merupakan lembaga ribawi maka kita akan masuk dalam kaidah _bekerja sama atau tolong menolong dalam perbuatan dosa ( riba)_ karena bisa diasumsikan bahwasanya uang yang kita tabung bisa dipakai bank tersebut untuk menjalankan usaha/praktek ribanya. _Dan tolong menolong/bekerja sama dalam perbuatan dosa adalah sesuatu yang dilarang/diharamkan syariat islam._

Berhijrah dari rekening konven ke rekening syariah baru merupakan langkah permulaan karena ketika sudah menjadi nasabah bank syariah bukan berarti kita bebas melakukan segala transaksi yang ditawarkan bank syariah tersebut.

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua*

Read more...

Monday, July 5, 2021

Bank syariah

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


_" *bank SYARIAH*"_
(Part 01)
#abc#

Ada kejadian yang buat sy "cukup langka" yang terjadi tadi pagi di salah satu cabang BSI ( _bank syariah indonesia_ ) di kota tasikmalaya, kejadian tersebut adalah dimana petugas parkirnya menolak ketika diberi uang parkir saat kendaraan sy _exit_ dari bank tersebut. 

Yang membuat "langka" bukan karena ga perlu ngeluarin uang parkir karena pada dasarnya kita terbantu dengan adanya petugas parkir yang begitu cekatan mengatur laju kendaraan kita saat parkir agar _aman_ sehingga wajar kalo kita memberi "uang jasa" buat petugas parkir,  tetapi yang membuat langka ya karena sebelumnya sy ga pernah ngalamin ketika markirin kendaraan dilingkungan bank petugas parkirnya menolak saat diberi uang parkir. Cuma sepertinya kebijakan _free parking_ hanya di BSI cabang yg ini aja karena sebelum kesini sy ke BSI cabang yang lain parkirnya masih berbayar seperti biasa.

Tetapi ada hal lain yang lebih menarik untuk kita cermati bersama sebagai wujud dukungan kita terhadap ekonomi islam yaitu masih rendahnya partisipasi umat islam untuk bertransaksi atau menjadi nasabah bank syariah. Mayoritas umat islam masih menjadi nasabah bank konvensional yang sudah nyata atau sudah jelas _ribanya._ Logika sederhananya kalo _"bank konven"_ sudah bebas dari riba tentunya ga perlu lagi dibentuk  _"bank syariah"_

Direktur Utama PT BSI dalam webinar bertajuk _"peluang dan tantangan perbankan syariah pasca merger bank syariah BUMN"_ pada bulan februari kemarin mengatakan bahwa data per november 2020 menunjukkan dari 180juta penduduk muslim di negeri kita baru sekitar 30juta penduduk yang menjadi nasabah bank syariah. Jadi penduduk muslim yang menjadi nasabah bank syariah baru 16,7% sedangkan 83,3% menjadi nasabah bank konvensional.

Bank Syariah di negeri kita pertama kali berdiri pada tahun 1991 sehingga Alhamdulillah sudah kurleb 30 tahun mewarnai transaksi keuangan di bumi  tercinta kita ini. 

Terlepas belum _"100% syariahnya"_ bank syariah tentunya sebagai umat islam kita harus bersyukur dan  mendukung _tumbuh-kembangnya_ bank syariah. Dan salah satu wujud dukungan kita adalah _hayuu_ yang _cumak_ punya rekening bank konven dan belum punya rekening bank syariah _hayuuuu_ segera bikin rekening di bank syariah ( _yang berakad wadiah yaa_). Terutama untuk rekening "yayasan keislaman" ( _pesantren/ sekolah/lembaga islam lain, ormas islam, pergerakan/komunitas islam, dll_) mangga yang punya akses ke pengurus yayasannya untuk _menyarankan_ ganti norek konven ke norek syariah....

Makanya, mohon jangan punya anggapan komunitas hijrah riba suka mempersulit "open donasi" kalo rekeningnya "open donasinya" masih  pakai norek konvensional. Sejatinya itu bukan untuk mempersulit tetapi sebagai wujud dukungan sistem ekonomi syariah.

Sangat tidak tepat lagi tentunya kalo masih ada yang berprinsip _" bank syariah mah sama ja dengan bank konven"_ karena _bank konven sudah jelas ribanya_ sedangkan di bank syariah kita punya pilihan untuk menerapkan _transaksi syariah_ agar terhindar dari riba.

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua*

Read more...

Sunday, July 4, 2021

jalan Rejeki ada dimana? "_ #abc#

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


Ada sebuah warung makan yang mana lokasinya berdempetan dengan bak penampungan sampah, jadi aroma sampah pasti tercium saat pengunjung warung sedang makan. Secara _teori kuliner_  sudah tentu kondisi tersebut tidak memenuhi syarat PMWMYBB ( _pedoman membuat warung makan yang baik dan benar_). Tetapi Masyaa Allah ternyata  warung tersebut ramai pengunjungnya...

Tidak terlalu jauh dari tempat itu ada warung kuliner lain yang kalo mo ke warungnya harus melewati rel kereta api aktif tanpa palang. Meski ada tukang parkir yang mbantu mantau kereta tetapi tetep ja _serem._ Tetapi qodarullah warung tersebut juga ramai pengunjungnya...

Maju rada jauh lagi dan belok 2x dari tempat ini ada 2 pelaku usaha offline dengan komoditas  sama yang berjualan ditempat berdekatan. Yang pertama tokonya di pinggir jalan dengan dilengkapi spanduk yang besar, sedangkan yang kedua tokonya masuk kedalam gang sempit melewati toko yang pertama tadi dengan spanduk identitas kecil alakadarnya. Tetapi qodarullah justru toko kedua yg didalam gang yang jualannya lebih ramai bahkan sering antri pembelinya.

Muter lagi dari daerah ini dan belok 2x kearah luar kota ada lagi yang jualan _online_ dengan 7 orang penjahit saat itu. _Team Admin_ dipegang ownernya sendiri. Yang unique dari beliau ini salah satunya dia jarang megang _handphone_ meskipun di jam-jam _prime time_ untuk jualan. Megang handphone untuk jualan & bertransaksi semaunya dia ja _mood_ nya kapan. Kata beliau dan sudah beliau buktikan _"kalo dah rejeki mah moal kamana"_. Emang bener sih karena klo sy _chat_ beliau seringnya _slow respon._ Cuma, Alhamdulillah jualan onlinenya ramai dan terkadang malah kekurangan stock saking tingginya permintaan..

Dan tentunya masih ada banyak _"cerita jualan"_ yang lain dengan segala warna serta kondisinya. Dan belum tentu kalo orang lain _copas_ atau _meniru_ cara jualan contoh diatas akan mendapatkan hasil yang sama karena masing-masing orang punya jatah rejeki masing-masing sesuai kadar dariNYA.

Dari _Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda:

*أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ*

_*“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah,* dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, *karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah,* dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. *Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan sahih oleh Syaikh Al Albani)."*_

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengulang 2x kalimat _"...dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki...",_ sebuah penekanan untuk kita semua agar tidak _terperosok_ kedalam cara mencari rejeki yang tidak baik (haram). Jalan rejeki yang "baik" misalnya permodalan atau sistem usahanya bebas riba, tidak dzolim, tidak mengandung unsur suap, tidak menipu, tidak merugikan orang lain, jauh dari unsur gharar _dan lain sebagainya._

Di bagian tengah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diatas  terselip pesan yang sangat dalam maknanya yaitu _*"....sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya....*"_ Sabda Rasulullah ini mematahkan prinsip atau anggapan _"kalo ga ikut KPR kapan bisa punya rumahnya, kalo ga ngeleasing gimana bisa kebeli mobil/motor, kalo ga pinjem bank kapan bisa punya modal, kalo ga ikut asuransi mana bisa tenang kalo sakit, kalo ga digadaikan barangnya gimana bisa dapat uang cepet...dan lain sebagainya"_

Kewenangan _"memilih"_ jalan mencari rejeki yang baik (halal) atau yang jelek (haram) ada dalam diri kita semua, cuma banyak yang mengambil pilihan instan yang jelek ( _haram_) karena _ndak sabar_ kalo harus menunggu lama apa yang diinginkan padahal kata Rasulullah juga _*"....walaupun terlambat datangnya..."*_

Tetapp semangaat untuk yang baru merintis atau sedang berproses dalam usahanya, untuk yang qodarullah sudah sukses semoga makin sukses & berkah usahanya. 

Ada tagline keren banget dari owner _"regarsport"_  wonogiri yaitu _*" temen itu sukses bareng,"*_ yang kalo sy artikan kurleb yang belum sukses jangan ragu/malu untuk _berguru_ ke yang sudah sukses, yang sudah sukses sy yakin semua sangat _welcome_ untuk sharing _langkah sukses_ dengan yang pingin sukses. Insyaa Allah hal ini bisa jadi wasilah terwujudnya *_#temen itu sukses bareng.._* [Sukses diAkhirat sukses diDunia, aamiin yaa Rabbal alamin]

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua.*

Read more...

Inspirasi Zulqi'dah 23



🍂... Di antara doa yang pasti diijabah oleh Allah Ta'ala adalah doanya orang-orang yang terzalimi, mereka yang teraniaya, mereka yang dirampas hak-haknya, lagi tersakiti lahir batinnya. 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas ra. disebutkan bahwa Nabi ﷺ mengutus Mu'adz bin Jabal ra. ke negeri Yaman lalu beliau bersabda:

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ.

"Berhati-hatilah kamu terhadap doa orang yang dizalimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalang" ... (HR Al-Bukhari, No. 2268)

Ketika dia mendoakan orang yang menzaliminya, Allah Ta'ala pasti akan mendengarnya dan mengijabahnya. "Doa orang yang terzalimi mengalir dalam satu malam. Manusia mengabaikannya, tetapi Allah tidak!" demikian ujar Khalid bin Barmak.

Maka, Yazid bin Hakim pernah berkata, "Aku tidak pernah takut kepada seseorang. Namun, aku sangat takut kepada orang yang pernah aku zalimi. Sebab, aku tahu, tidak ada penolong bagi dirinya selain Allah. Dia akan mengatakan *hasbiyallâh* (cukuplah Allah bagiku), dan (ketika itulah) Allah berada di antara aku dan dirinya (Allah menjadi pembelanya)."

🍂... Itulah mengapa, agar efek kezaliman tidak sampai mendatangkan bencana, terlebih di akhirat, Nabi ﷺ pun menasihatkan:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

"Siapa yang pernah menzalimi kehormatan saudaranya atau menzalimi hal lainnya, maka tuntaskanlah semuanya pada hari ini (saat masih hidup) sebelum (datang hari ketika) dinar dan dirham tidak lagi berguna. 

Sesungguhnya, jika dia memiliki amal saleh, niscaya amal salehnya itu akan diambil sesuai kadar kezaliman yang dilakukannya. Jika dia tidak memiliki kebaikan, keburukan orang yang dizalimi akan ditimpakan kepadanya, sehingga dia pun dilemparkan ke neraka" … (HR Al-Bukhari, No. 2449)

✔️... Al-Imam Adz-Dzahabi, Al-Kabâ'ir (Dosa-Dosa Besar).

Read more...

MEMBENTUK MINDSET YANG BENAR TENTANG COVID-19



_Oleh: KH Hafidz Abdurrahman_


Mendengar paparan Ahmad Rusydan, Ph.D, pakar mikrobiologi, juga dr Amin, praktisi kesehatan yang menangani pasien Covid-19 ini banyak ilmu yang kita dapatkan, sekaligus membentuk mindset yang benar. Masalah Covid-19 yang selama banyak disalahpahami, sehingga melahirkan sikap yang salah, jelas telah menyebabkan kompleksitas yang luar biasa. Ditambah dengan kebijakan yang tidak sistemik, menyeluruh dan terukur dari awal, menyebabkan ledakan kasus ini seperti puncak gunung es.  

Covid-19 adalah virus. Virus ini, sebagaimana virus yang lain, adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan memiliki khasiat tertentu. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui dua lubang, hidung dan mulut, kemudian masuk dan bersarang di paru. Serangan virus ini bisa menyebabkan pengentalan bahkan darah beku, yang mengakibatkan penderita kekurangan oksigen. Meski masing-masing penderita kondisi daya tahan tubuhnya bisa berbeda-beda. Karena itu, ada yang bisa sembuh, dan tidak jarang yang berakhir dengan kematian. 

Bagaimana kita mendudukkan masalah ini? *_Pertama,_* dalam konteks qadha’ dan qadar, kita harus meyakini, bahwa qadha’ dan qadar, baik dan buruknya, dua-duanya berasal dari Allah. Qadha’ adalah perbuatan yang menimpa kita, yang tidak bisa kita elakkan. Sedangkan qadar adalah khasiat yang diciptakan oleh Allah pada benda, termasuk mikroba. Covid-19 dengan khasiatnya adalah bagian dari qadar yang Allah ciptakan. Kita juga tahu, bagaimana dia masuk ke dalam tubuh kita? Melalui dua lubang hidung dan mulut. Karena itu, untuk menangkal atau menghindari masuknya virus ini di dalam tubuh kita, cara pertama adalah disiplin memakai masker, tidak banyak bicara, dan sedikit interaksi dengan orang asing. Ketika bicara tidak membuka masker. 

*_Kedua,_* termasuk disiplin mencuci tangan, agar kuman yang menempel di tangan, ketika digunakan untuk mengusap mata, hidung atau mulut tidak menjadi alat penghantar masuknya virus. Begitu juga dengan pakaian dan badan, setelah terpapar bakteri dari luar segera mandi dan dibersihkan. 

*_Ketiga,_* sebelum terkena virus, dilakukan penguatan fisik, dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi ini untuk memberikan proteksi dari dalam, agar virus yang menyerang bisa ditangkal oleh daya tahan tubuh yang telah divaksin. Selain vaksinasi, juga bisa dilakukan penguatan fisik, dengan mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin. Menghindari gula, atau konsumsi karbohidrat yang berlebihan, supaya daya tahan tubuh kita kuat. 

*_Keempat,_* berolahraga secara rutin, demi menjaga kesehatan tubuh. 

*_Kelima,_* selain ikhtiar secara fisik, juga harus dilakukan ikhtiar secara non-fisik, baik secara psikis maupun spiritual. Dalam situasi yang serba amburadul, bahkan nyaris tidak ada yang bisa diharapkan, mindset yang benar ini penting. Ketika tidak bisa berharap kepada sistem yang ada, maka kita harus berikhtiar secara personal, agar tetap sehat dan kuat. Karena, ini dibutuhkan untuk dakwah dan mengemban risalah. Karena itu, niatkan menjaga kesehatan dan tetap hidup sehat sebagai bagian dari misi mengemban dakwah. Karena dakwah ini harus diemban oleh orang-orang yang sehat. 

Ingat, betapapun hebat ilmu dan kemampuan seseorang, jika sakit, maka semuanya tidak ada artinya. Karena tidak bisa mengemban amanah. Tidak bisa menyampaikan ilmunya. Tidak bisa berdakwah. Jadi, hidup sehat itu penting. Menjaga kesehatan itu juga penting. 

Dengan akal dan cara berpikir yang benar, kita bisa berikhtiar maksimal agar tetap bisa hidup sehat, dan menjaga kesehatan. Dengan akal dan cara berpikir yang benar, ketika kita sakit, maka ingat, ada tugas dakwah yang menanti, maka kita harus bangkit, dan sehat. Berobat dan berikhtiar agar sembuh dari sakit. Niatkan, semuanya untuk menunaikan risalah, mengemban dakwah. 

Karena itu, selain ikhtiar fisik, terus menerus kita harus menguatkan hubungan dan perlindungan dari Allah. Dengan melanggengkan dzikir, selesai shalat Rawatib, dzikir pagi dan petang, dan dalam kondisi-kondisi lapang dan susah. Menjaga qiyamul lail, shalat Dhuha, membaca al-Qur’an, dan terus-menerus mengokohkan iman adalah modal utama kita. Terutama iman kepada qadha’ dan qadar, tawakal, rizki, dan ajal. Selalu husnudhan kepada Allah.  

Inilah mindset dan sikap yang benar dalam menghadapi pandemi ini.

Read more...

Thursday, July 1, 2021

Tentang rariba disekitar kita #abc#

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


*" MIRIS | mikul riba segitunya, part. 11 "*


Dari _part 01_ sampai _part 10_ bisa jadi pelaku riba yang diangkat dalam tulisan sy ini ga ada yang ikut dalam grup ini, _"tetapi kenapa diangkat untuk di share dalam grup ini ? Toh yang melakukan mereka bukan kita.."_

Dari _Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda,

إِذَا ظَهَرَ الزِّناَ وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ

_*“Apabila telah merajalela praktek perzinaan dan riba di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.”*_ (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Imam Adz-Dzahabi mengatakan, hadits ini shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi sebagaimana disebut dalam Shahih At-Targhib wa Tarhib, no. 1859)

Salah satu makna dari _merajalela_ atau sering disebut juga _semarak_ kalo dalam kamus besar bahasa indonesia artinya _menjadi-jadi._  Riba yang _merajalela_ bisa diartikan sebagai _sebuah kondisi dimana secara umum praktek transaksi ribawi yang semakin menjadi-jadi semakin banyak modelnya semakin banyak pelakunya._

_"... penduduk negeri.."_ bisa dimaknai sebagai semua orang yang mendiami sebuah negeri atau daerah, jadi _bukan hanya orang yang melakukan praktek ribawi._

_"...menghalalkan diri mereka untuk untuk diadzab oleh Allah"_ bisa dianalogikan seperti _"menantang"_ atau _"mempersilahkan"_ untuk diazab Allah. Sangat dalam tentunya makna _"menghalalkan"_ dalam sabda Rasulullah tersebut, _azab didunia_ yang berkorelasi dengan _azab diakhirat_ dimana pelaku riba kelak akan diancam "perang" oleh Allah dan RosulNYA.

Sangat tidak tepat tentunya ketika ada prinsip _"cuekisme"_ alias _yang penting gue kagak"_ alias _"ga peduli dengan riba yang dilakukan orang lain karena merasa/mentang-mentang dirinya sudah tidak meriba."_ Karena "azab" yang datang atau diturunkan Allah tidak memilih hanya akan menimpa pelaku ribanya semata tetapi seluruh  orang yang mendiami daerah tersebut berpotensi ikut merasakan azab Allah, entah dia meriba atau tidak....

Jadi..
_"Riba yang merajalela adalah tanggung jawab kita bersama untuk ikut  peduli"_ terlepas kita masih meriba atau kita masih berproses untuk lepas dari riba atau kita sudah hijrah dari riba. Peduli terhadap peribaan sebagi _aktualisasi ketaqwaan_ kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ada banyak ragam cara sebagai perwujudan kepedulian kita, selain kita sendiri yang harus istiqomah dijalur hijrah riba maka kita juga bisa  berihtiar mengedukasi lingkungan kita misal _dengan nyetatus antiriba, share artikel ttg antiriba, mengajak orang lain ikut komunitas hijrah riba, nempel stiker antiriba di kendaraan, memakai kaos bertemakan antiriba dan lain sebagainya._

 Tugas kita hanya _berdoa dan menyampaikan semata_ karena tetap yang namanya hidayah mutlak kuasa Allah Subhanahu wa Ta'ala, jadi kita harus siap dengan apapun yang terimbas karena kita berani _mengajak_ hijrah dari riba. Kalo kita _teriak_ "hayoo tinggalkan minuman keras", "hayoo tinggalkan perjudian", "hayoo jauhi narkoba" dll maka yang mendengar _teriakan_ kita pasti akan mendukung karena semua paham _minuman keras, judi dan narkoba_ haram hukumnya jadi wajib ditinggalkan.

Cuma kalo teriak _"hayoo tinggalkan riba"_ maka bisa jadi reaksi yang muncul bukan dukungan tetapi  akan berbalik bertanya _"solusinya apa"_ atau _"bahkan jadi menjauhi  kita karena sudah bikin ga nyaman" atau "kita ditegur karena ini grup umum bukan tempat dakwah riba" dan sebagainya....._. Meskipun mereka pada tahu riba juga haram seperti halnya minuman keras, judi ataupun narkoba..

Riba merupakan salah satu dari tujuh dosa *BESAR* yang *MEMBINASAKAN,* jadi tiada alasan lagi untuk _bermesraan_ dengan riba....

Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua

Read more...

Wednesday, June 23, 2021

MIRIS | mikul riba segitunya, part 08."*

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


( _tentang rariba disekitar kita_)
#abc#

Yang sangat memprihatinkan dari praktek peribaan dimasyarakat adalah transaksi yang melibatkan Masjid. Kebanyakan penyelenggaranya bukan lagi "rentenir perorangan" tetapi lembaga-lembaga  yang sudah berbadan hukum _misalnya bank atau koperasi._

_"Lho kok bisa ?!"_ Secara transaksi riba yang pelakunya diancam perang oleh Allah dan RosulNYA kok malah melibatkan Rumah Allah...

_Ironis memang, tapi itulah realitanya......_

Metode yang dipake para _"produsen riba"_ agar bisa menyusup bergerak dan beroperasi  dilingkungan Masjid biasanya lewat pengajian ( umumnya pengajian ibu-ibu) yang rutin diselenggarakan di masjid, jadi lembaga penyalur kreditnya bekerjasama dengan pengurus pengajian. Lembaga tersebut biasanya mengusung label "syariah" dimana istilah "bunga" dirubah menjadi "infaq" atau "biaya admin" atau "profit sharing" plus jargon "untuk meningkatkan ekonomi jamaah" sehingga mudah diterima pengurus pengajian dan jamaahnya.

Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan karena membuat mereka merasa tidak sedang melakukan transaksi yang melanggar syariat, padahal sejatinya sedang bertransaksi ribawi yang berkedok syariah ( _kamuflase riba_).

Mudahnya "lembaga ribawi" masuk ke pengurus pengajian atau ke DKM salah satunya disebabkan pemahaman tentang _esensi_ fiqih muamalah terkait peribaan yang kurang. Hal ini membuat ada masjid-masjid yang justru bekerja sama dengan lembaga ribawi, misalnya menyalurkan CSR nya untuk membangun fasilitas masjid, menyimpan kas masjid disana, mengadakan acara keagamaan bersama lembaga tersebut dan lain-lain.

Pengalaman sy sendiri ketika memasang kalender "hijrah riba"
 dimasjid sewaktu TBM sedang bersih-bersih masjid sy sering menemui kondisi dimana  kalender tersebut dilepas setelah kami pergi. Padahal niat memasang kalender tersebut agar jamaah bisa membaca ayat Qur'an dan hadist terkait riba dan _fatwa MUI no 1 tahun 2004_ yang tentunya sangat jarang dibahas dipengajian setempat.

Allah Yang Maha membolakbalikkan hati umatNYA, Allah yang berkuasa menurunkan hidayah untuk hambaNYA, tugas kita hanya berdoa dan menyampaikan terkait ilmu-ilmu Allah. Ada banyak cara sebagai wujud kepedulian terhadap riba yang sudah sebegitu merajalelanya bahkan _menyusup_ ke lembaga keislaman dan pemuka islam. Dan tentunya kita sendiri yang paham harus mengambil peran dimana karena "tema riba" merupakan salah satu tema yang "dianaktirikan" dalam pengajian-pengajian dimasyarakat.

_Saat kita bisa istiqomah dijalan hijrah ribapun insyaa Allah bisa jadi wasilah orang lain untuk ikut berhijrah.._

Masjid merupakan Rumah Allah, salah satu tempat yang paling mulia dimuka bumi sehingga kita semua harus ikut menjaga kemuliaannya dengan menggunakan Masjid sebagaimana mestinya.

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua.*

Read more...

NAMANYA TERPATRI DI DZAKIRAH AL AZHAR (Bagian 1)


Oleh : KH Hafidz Abdurrahman

Siapa yang tidak mengenal nama al-'Allamah al-Qadhi Yusuf an-Nabhani? Keilmuan, dedikasi dan kedudukannya dalam membela Islam dan Khilafah di zaman Khilafah Utsmani tak diragukan lagi.

Beliau adalah tokoh yang berhadapan dengan Muhammad Abduh, yang kala itu dianggap pro Barat. Kalau ingin tahu banyak tentang sosok Abduh yang sebenarnya, silahkan baca disertasi (tesis) Dr. Muwafaq Bani Marjeh, "Shahwatu ar-Rajuli al-Maridh".

Kedudukan, kesadaran dan dedikasi kakeknya inilah yang membawa Muhammad Taqiyuddin an-Nabhani kecil, yang sudah tampak kecerdasannya, di majelis-majelis beliau. Beliau pula yang meminta ayahnya untuk mengirim an-Nabhani muda ke Mesir, untuk belajar di Ma'had al-Azhar, kemudian melanjutkan ke al-Azhar dan Darul Ulum.

Beliau di Mesir sezaman dengan Syaikh Abdullah Shiddiq al-Ghumari, yang juga sama-sama belajar kepada Syaikh Hudhair Husein. Kakek beliau jugalah yang menbiayai semua kebutuhan beliau selama di Mesir.

Saya mendengar penuturan murid dan tangan kanan beliau, bahwa selama di Mesir, beliau mempunyai pelayan, yang melayani semua kebutuhan beliau. Mulai dari menyiapkan makanan,  mencuci dan menyiapkan  pakaiannya.

Karena itu, selama di Mesir, beliau yang memang mempunyai kecerdasan luar biasa itu waktunya dihabiskan untuk mengikuti talaqqi, membaca, menulis dan berdiskusi. Beliau tidak banyak bicara, kata Syaikh as-Sya'rawi, tapi kalau bicara seperti mutiara.

Maka, masih menurut murid beliau, ketika di Mesir beliau sudah menghabiskan 25,000 kitab. Menjelang wafatnya, putra beliau menuturkan, tidak kurang dari 30,000 kitab. Bahkan, di dalam kondisi sulit sekalipun, setiap hari beliau masih bisa mengkhatamkan 1 buku.

Kekuatannya membaca, menelaah dan menghapal tampak pada tulisan beliau yang luar biasa. Banyak kitab yang ditulis hanya dalam waktu singkat. Kitab Mafahim hanya ditulis dalam 3 jam. Kitab Syakhshiyyah Juz III hanya ditulis dalam waktu 3 hari. Subhanallah.

Beliau benar-benar pemikir, mujtahid mutlak, politikus ulung dan pemimpin umat yang pilih tanding. Pengaruhnya begitu luar biasa, bukan saja semasa hidupnya, tetapi setelah beliau wafat.

Beliau bukan saja menjadi lulusan al-Azhar terbaik, bahkan menjadi kebanggan rakyat Palestina. Karena itu, kelulusannya telah menjadi headline di Koran Palestina saat itu.

Sahabat beliau, Syaikh Abdul Qadim Zallum, adalah juga alumni al-Azhar. Beliau ketika itu menjadi salah satu Syaikh di al-Azhar.

Di tangan beliau, tradisi talaqqi di al-Azhar dibawa ke jamaah yang kemudian dibentuk setelah kembali ke Palestina. Talaqqi yang kemudian menjadi ruh kebangkitan kader-kader binaannya itu disempurnakan. Tidak sekedar murid/daris membaca di depan syaikh/musyrif, tetapi satu per satu alenia yang ditalaqqikan itu pemikirannya dijelaskan dan diturunkan ke dalam fakta, yang bisa ditunjuk dengan jari.

Itulah yang menjadikan akliyah murid/darisnya begitu kuat, melekat dan susah dihapus, karena apa yang dipelajari sudah menjadi pemahaman. Apa yang dipahami sudah berubah menjadi keyakinan. Kemudian, keyakinan itu mendorongnya untuk menerapkan.

Itulah talaqqi fikriyyan yang menjadi ruh kebangkitan murid dan kader-kadernya.

(Bersambung)

Read more...

AL-ALLAMAH AL-QADHI SYAIKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI DAN AL-HAFIDZ AL-MUTAFANNIN AS-SAYYID 'ABDULLAH AL-GHUMARI SATU GURU, SATU KAMPUS, SAMA-SAMA MUJTAHID (Bagian 4)



Oleh: KH. Hafidz Abdurrahman

Dalam al-Mausu'ah al-Ghumariyah, yang ditulis oleh al-'Allamah al-Muhaddits al-Mutafannin, as-Sayyid 'Abdullah bin Muhammad as-Shiddiq al-Ghumari al-Hasani, beliau menuturkan sanad keilmuan beliau.

Pada juz I/258, beliau menyebutkan guru beliau yang ke-31, yaitu al-Allamah Muhammad al-Khudhr bin Husain at-Tunisi (w. 1377 H). Beliau ini juga merupakan guru al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani ketika di Mesir. Al-Ghumari juga berguru kepada beliau saat di Mesir.

Selain itu, beliau juga menyebutkan guru beliau yang ke-49, yaitu al-'Allamah al-Qadhi Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani (w. 1350 H). Beliau tak lain adalah kakek dan guru al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.

Semua itu dituturkan sendiri oleh beliau di dalam kitabnya, al-Mausu'ah al-Ghumariyah, yang disusun oleh al-'Allamah al-Muhadits Syaikh Dr. Said Mamduh, yang juga mempunyai sanad ilmu yang nyambung kepada Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.

Bedanya, al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani tidak pernah menulis sendiri biografinya, meski jika mau bisa. Karena beliau memiliki kecepatan menulis dan berbicara luar biasa. Tapi semua itu tidak beliau lakukan. Semua tulisan beliau bukan tentang dirinya, tapi tentang gagasan, visi, misi dan tujuannya membangun peradaban emas. Itulah yang beliau tulis.

Meski demikian, ada yang menarik, dari penilaian yang disampaikan oleh al-'Allamah al-Muhaddits Dr Mahmud Said Muhammad Mamduh as-Syafii, penerus al-'Allamah al-Mutafannin al-Muhaddits Sayyid al-Ghumari, dalam kitabnya, Tasynif al-Asma', juz II/755 dan 758, terhadap al-'Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani:

Penjelasan tentang al-'Allamah al-Mujtahid Taqiyuddin an-Nabhani: 

Di antara mereka (cucu al-'Allamah al-Qadhi Yusuf an-Nabhani) adalah cucu beliau, Yang Mulia Syaikh al-'Allamah, Mujtahid, Pembaharu, Qadhi, Muhammad Taqiyuddin an-Nabhani bin Ibrahim, bin Musthafa, bin Ismail, bin Yusuf an-Nabhani Imam, Pendiri dan Rujukan Tertinggi Hizbut Tahrir.

Benar, Dakwah itu Merangkul Bukan Memukul
Dengan banyaknya bidang yang dikarang oleh Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, maka karya pemikiran beliau lebih dari 30 kitab. Ini di luar Catatan Politik yang menyelesaikan berbagai isu politik dan sistem yang penting. Juga sejumlah nasyrah dan penjelasan pemikiran dan politik yang penting.

Saya (Syaikh Said Mamduh) telah diberitahu oleh Syaikh Abdul Aziz al-Khayyath, Menteri urusan Wakaf, Yordania, "Mata saya belum pernah menyaksikan sosok seperti an-Nabhani. Mereka telah memerangi beliau, baik ketika beliau masih hidup maupun sudah wafat. Ketika beliau wafat, saya mau membuat ucapan belasungkawa untuk beliau saja di koran tidak boleh."

Teman saya, Sayyid Yusuf ar-Rifa'i, Menteri urusan Wakaf Kuwait, berkata kepada saya, "Saya pernah bertemu Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani. Beliau mempunyai akal, yang kalau dibagikan kepada seluruh kaum Muslim saat ini, niscaya cukup."

Syaikh Said Mamduh menilai kedua ulama' ini sebagai mujtahid. Sama-sama menguasai berbagai disiplin ilmu. Sama-sama Alumni Azhari. Sama-sama mendapatkan Syahadah 'Alimiyiyah (selevel doktor), dan sama-sama Ghuraba'.

Bedanya, al-Hafidz al-Ghumari mahzab fikihnya Maliki, dan Sufi. Sedangkan al-'Allamah an-Nabhani, awalnya Syafii, meski beliau kemudian membangun ushul fikih sendiri, yang membuatnya dinobatkan oleh sebagian ulama' sebagai Mujtahid Mutlak. Selai itu, beliau adalah Siyasi. Tetapi, maqam tasawuf beliau, menurut salah seorang guru saya, luar biasa.

Dalam tulisannya, al-Allamah Syaikh Said Mamduh menuturkan, bahwa Syaikh Taqi mempunyai firasat yang sangat tajam. Bahkan, analisis politiknya malampui zaman. Sampai seorang Menteri di Yordania, ingin belajar khusus kepada beliau tentang ketajaman analisisnya ini. Sayang kemudian beliau tolak.

Seorang temen senior dari Kanada, asal Paletina, pernah bercerita kepada saya. Syaikh Yusuf al-Kandahlawi yang merupakan pendiri Jamaah Tabligh, sekaligus ahli hadits, pernah diberi kitab Syakhshiyyah Juz I. Beliau memberikan komentar, "Subhanallah, ini kitab yang luar biasa. Masih ada ulama' di zaman seperti ini yang bisa menulis kitab sehebat ini."

Memang benar. Bagi siapa saja yang pernah membaca kitab ini, dan kitab Muqaddimah Ibn Khaldun, bisa membayangkan betapa hebatnya kedua penulisnya. Itulah sekelumit warisan beliau.

(Bersambung)

Read more...

Tuesday, June 22, 2021

MIRIS | mikul riba segitunya, part 07."*( _tentang rariba disekitar kita_)#abc#

*بسم اللّه الرحمن الرحيم*


_Kebijakan pemerintah dalam menyikapi kondisi pandemi salah  satunya adalah dengan banyak menyalurkan bantuan dana sosial ( bansos) ke masyarakat dengan berbagai skema._

Yang jadi pertanyaan _"Dengan banyaknya bansos yang diterima masyarakat membuat transaksi peribaan dimasyarakat naik atau turun ?"_

Suatu ketika saat antri di ATM sy mendapati beberapa orang ikut antri dengan memegang segepok ATM, awalnya sy kira mungkin beliau-beliaunya ini koordinator yang membantu ngambilin uang warga yang sudah cair bantuan dari pemerintahnya. 

Dan ada beberapa kali sy melihat pengantri atm yang menggenggam atm segepok seperti itu ditempat yang berbeda. 

Dilain waktu sy sharing dengan temen dan dia menceritakan terkait fenomena _"dunia perenteniran"_ yang makin _menggeliat atau berkembang_ setelah munculnya beragam bansos dimasyarakat. Modusnya masyarakat yang _"ga sabar"_ nunggu cairnya bantuan menggadaikan _"buku rekening dan atm nya"_ ke para rentenir. Nah ketika bantuan cair nanti para rentenir ini yang akan langsung mengambilnya atau mentransferkan ke rekening rentenir senilai hutang beserta ribanya/bunganya. Jadi ternyata pengantri ATM yang membawa segepok kartu ATM tersebut adalah para rentenir yang membawa ATM-ATM konsumennya.

Atau ada juga nasabah bansos yang nyairin sendiri dan para rentenir _stand by nangkringin_ ketika nasabah antri di bank tempat pencairan.

Jadi _"jatah bansos"_ bisa jadi _jaminan sakti_ untuk mencari pinjaman instan...

Buat para rentenir tentunya "jatah bansos" dari pemerintah tersebut menjadi _jaminan mutu_ untuk menggelontorkan pinjaman atau dana talang ke penggadai bansos dan selanjutnya  mengeruk keuntungan besar dari _riba/bunganya_ hanya dalam tempo beberapa saat. Sedangkan buat penggadai "jatah bansos"  juga bisa menikmati uang hasil bansosnya dengan lebih cepat tanpa harus nunggu masa pencairan, kalopun ada potongan "riba/bunga"  ndak terlalu dimasalahkan toh uang hasil pemberian cuma-cuma ini...

Kasus diatas bisa dibilang sebagai _"anomali"_ dari program bansos yang terjadi ditengah masyarakat. Sesuatu yang tentunya tidak diharapkan dari turunnya bansos yang seharusnya dipakai untuk hal-hal yang produktif dan tidak melanggar syariat.

Adalah sebuah realita ketika praktik peribaan sudah begitu _mendarahdaging_ dikalangan tertentu dimasyarakat dimana banyaknya bansos bukannya membuat ketergantungan ke rentenir turun tetapi justru lebih tergantung lagi.

Butuh sinergi dari semua elemen masyarakat tentunya untuk ikut peduli dengan maraknya transaksi peribaan. 

_"jika zina dan riba sudah merajalela di suatu daerah, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri (HR. Hakim, Baihaqi, Thabrani)."_

*Semoga Allah Merahmati dan Melindungi kita semua*

Read more...

KALKULASI PAHALA JARIYAH PENGEMBAN DAKWAH KETIKA MENINGGAL DUNIA. NOMOR 4 BIKIN MERINDING!



Ditulis oleh : KH Hafidz Abdurrahman Hafidzahullah

1. Yang pertama pahala tentu mengalir dari orang2 yang dia dakwahi lalu berubah. Jamaah pengajian yang tergugah, atau berubah baik pemikiran maupun perilaku setelah mendengar dakwahnya. 

2. Pahala besar juga dari kader2 yang dihalaqohi lalu bergerak berdakwah setelahnya. Juga dari rekan2 sesama pengemban dakwah yang terinspirasi baik oleh perilaku maupun tutur nasehat nya. Selama mereka berdakwah setelahnya, pahala mengalir terus. Masya Allah.

3. Selain itu, ia juga dapat pahala kolektif dari jamaah dakwah tempat dia berkiprah. Karena seorang pengemban dakwah itu ketika menjadi bagian dari jamaah dakwah, maka ia memiliki saham dalam jamaah tsb baik kecil maupun besar dan berhak mendapat sharing pahala hasil dakwah jamaah tsb. 

Saham paling kecil adalah : turut memperbesar tubuh jamaah dg kehadiran dirinya. Maka bersyukurlah antum wahai kader jamaah dakwah!

4. Yang terakhir, dan ini paling wow, ia dapat pahala dari masa depan. Lho kok bisa?! Jadi begini. Rasulullah saw sudah memberikan bisyarah akan kembali nya masa di mana umat kembali jaya, syariat diterapkan, khilafah ditegakkan. Saat itu kebaikan, kemuliaan, keadilan dan kesejahteraan kembali meliputi dunia. Apakah masa itu turun dari langit begitu saja? Tentu tidak. 

Melainkan hasil jerih payah para pengemban dakwah 10, 50, 100 tahun sebelumnya! Hatta pengemban dakwah yang "cuma" bertugas memasang spanduk acara, dapat kiriman pahala dari masa itu!

Bayangkan betapa besarnya kebaikan yang dihasilkan pada masa itu, dan hasilnya mengalir kepada pengemban dakwah masa sekarang.

Wallahi ini yang membuat ana terus terjaga dari rasa futur. MasyaAllah !

Terpilih menjadi pengemban dakwah adalah kemuliaan yang tak ternilai. Maka apakah kita sudah mensyukurinya?! Semoga kita selalu diberi keistiqomahan oleh Allah swt dan diwafatkan di atas rel perjuangan dalam keadaan husnul khatimah.

Read more...

DIALOG MANUSIA DENGAN SANG KHALIQ TENTANG MUSIBAH (COVID-19)


*Manusia bertanya kepada Sang Khaliq :*

*_Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan” *(QS. Al-Baqarah : 155)*
.
*_Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?” *(QS. Al-Ankabut : 2)*
.
*_Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah ; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya” *(QS. At-Taghabun :11)*
.
*_Namun, mengapa harus terjadi pada kami ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" *(QS. Al-Ankabut : 3)*
.
*_Darimana datangnya musibah ini ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dari mana datangnya ini ?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” *(QS. Ali Imran: 165)*
.
*_Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” *(QS. Al-Baqarah : 216)*
.
*_Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” *(QS. Al-Baqarah : 286)*
.
*_Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” *(QS. Ali Imran : 139)*
.
*_Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" *(QS. Yusuf : 87)*.
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” *(QS. Al-Hijr: 56)*
.
*_Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” *(QS. Ar-Ra’d: 28)*
.
*_Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami ? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” *(QS. Ath-Thalaq: 2-3)*.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” *(QS. Ath-Thalaq: 4)*
.
*_Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" *(QS. Hud: 6)*
.
*_Sudah selama ini kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini…._*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” *(QS. Ali Imran : 200)*
.
*_Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” *(QS. Ali Imran : 146)*
.
*_Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” *(QS. An-Nahl : 96)*
.
*_Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” *(QS. Az-Zumar : 10)*
.
*_Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ?_*
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga),(sambil mengucapkan) ‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” *(QS. Ar-Ra’du : 23-24)*
.
*Alhamdulillah,* *alhamdulillah,* *alhamdulillah...*
Sekarang kami tenang ya Allah, kami ridha dengan ketentuan-Mu, kami bersabar dengan ujian-Mu.
.
*Al Qur'an menjawab :*
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” *(QS. Al-Bayyinah : 8)* “Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" *(QS. At-Taubah : 72)*

"📖 Khasanah Al Qur'an 📖"
-------------------------------

*Semoga bermanfaat* *Sahabat...*
*Salam Sehat !!!* 🙏💪✌

Read more...

Monday, June 21, 2021

Sila 1 Pancasila 18 AGUSTUS 1945 Lebih Radikal Dari Sila 1 Pancasila Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Sila 1 Pancasila 18 AGUSTUS 1945 Lebih Radikal Dari Sila 1 Pancasila Piagam Jakarta 22 Juni 1945.

Hari ini, 76 Tahun Yang Lalu: 

Pierre Suteki 

Sila 1 Pancasila 18 Agustus 1945 sebagaimana tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI 1945 berbunyi: "Ketuhanan Yang Maha Esa". Apakah artinya sila ini. Ketuhanan itu berasal dari kata Tuhan. Who is God? Agama samawi pasti meyakini bahwa God is the maker and the ruler of the universe. Selain pencipta dan pengatur jagat raya ini tidak dapat disebut sebagai Tuhan. Dengan perkataan lain, segala sesuatu yang tidak mampu menciptakan dan mengatur alam semesta ini tidak layak disebut sebagai Tuhan dan oleh karenanya tidak pantas dijadikan sesembahan yang sejati. 

Ketuhanan berarti keyakinan atas adanya Tuhan yang dimaksud. Lalu apa arti Yang Maha Esa? Silahkan dicari di kamus apa saja, apa maksud Yang Maha Esa. Maha itu berarti yang paling. Esa berarti tunggal tidak terbagi dan satu-satunya tidak tersusun atas unsur lainnya. Itu yang maha esa. Jadi kalau mau letterlijk maka selain yang tidak berketuhanan yang maha esa artinya tidak Pancasilais, khususnya bertentangan dengan sila 1 tersebut. Lalu, siapakah yang dimaksud tuhan yang maha esa itu? Alinea ketiga Pembukaan UUD NRI 1945 secara tegas menyatakan Allah yang Maha Kuasa. 

Sila 1 Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Ini lebih "soft" karena yang wajib menjalankan syariat islam itu hanya pemeluk Islam saja, sedangkan yang beragama lain tetap dianggap tidak bertentangan dengan sila 1. Jadi justru dijamin. Jadi, yang ngotot supaya sila 1 Piagam Jakarta itu diubah sesungguhnya tidak atau kurang memahami apa makna sila tersebut. 

Kalau mau konsisten, letterlijk, sebenarnya yang sesuai sila 1 sekarang hanya agama monoteisme, yaitu, misalnya Agama Islam. Itu menurut pemahaman saya, jika Anda berbeda pemahaman, silahkan berikan argumentasi Anda untuk memperkokoh keyakinan kita terhadap ideologi mana yang benar-benar akan kita yakini kebenarannya sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkannya ke dalam perilaku kita setiap hari. 

Tabik...!!!

Read more...

OPSI TAWARAN PENYELESAIAN MEDIASI GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERHADAP IR JOKO WIDODO SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM PERKARA NOMOR : 266/PDT.G/2021/PN.JKT.PST*


Sehubungan dengan telah bergulirnya agenda mediasi atas perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Secara Materiil Dalam Fungsinya Positif berupa Ir. Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia, sebagaimana telah diregisterasi dalam perkara Nomor : 266/Pdt.G/2021/PN.Jkt.Pst, Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dengan ini menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Gugatan A Quo dilakukan adalah sebagai bentuk kepedulian sejumlah rakyat Indonesia dan dalam rangka memperbaiki kondisi bangsa dan Negara. Karenanya, Penggugat tetap membuka ruang dialog, musyawarah dan mufakat, sepanjang bertujuan untuk kebaikan bangsa Indonesia dan masa depan generasi anak bangsa.

2. Bahwa Penggugat, menawarkan opsi mediasi yang apabila salah satu opsi diambil oleh Presiden Joko Widodo, maka Penggugat mempertimbangkan akan mengakhiri sengketa hukum ini baik dengan mencabut perkara atau dengan membuat akta perdamaian yang akan dijadikan sebagai dasar membuat putusan perdamaian.

3. Bahwa opsi yang ditawarkan Penggugat adalah sebagai berikut :

_*Pertama,*_ Ir Joko Widodo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia ; atau

_*Kedua,*_ Ir Joko Widodo dalam kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia mengakui telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam bentuk perbuatan tercela yang melanggar konstitusi ; atau

_*Ketiga,*_ Ir Joko Widodo dalam kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia menyatakan bertaubat yang pernyataan itu disampaikan kepada segenap rakyat Indonesia, dan sebagai bentuk pembuktikan taubat segera melakukan :

1. Menghentikan kriminalisasi kepada Ulama dan Aktivis, karena itu Presiden segera memerintahkan Pembebasan Terhadap Habib Rizieq Shihab, Seluruh petinggi FPI, Gus Nur, Ali Baharsyah, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat dan yang lainnya;

2. Menghentikan kriminalisasi terhadap Ormas Islam, karena itu Presiden segera mengaktifkan kembali FPI dan HTI;

3. Menghentikan Produk Legislasi yang tidak pro rakyat,  karena itu Presiden segera terbitkan Perppu untuk membatalkan UU Omnibus Law Cipta Kerja (UU No 11/2020) UU Minerba (UU No 3/2020), UU Covid-19 (UU No 2/2020), UU Pelemahan KPK (UU 19/2019), dan menghentikan pembahasan UU HIP maupun BPIP.

4. Memenuhi Hak Beragama Bagi Seluruh Calon Jamaah Haji Indonesia, oleh karenanya Presiden harus segera melakukan keseluruhan langkah dan ikhtiar yang dapat ditempuh - Termasuk Melakukan Lobi Terhadap Otoritas Saudi- Agar Calon Jama'ah haji Indonesia dapat menunaikan kewajiban yang merupakan bagian dari rukun Islam yang kelima.


Demikian Press Release disampaikam, terima kasih.

Jakarta, 21Juni 2021

Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA)


*Azam Khan, S.H.*
Humas
Hp. 08123242274


*Ahmad Khozinudin, S.H.*
Koordinator Advokat
Hp. 081290774763


Mengetahui, 



*Prof Dr H. Eggi Sudjana Mastal, SH, MSi*
Ketua Umum      


*Damai Hari Lubis, SH, MH*                                           Sekretaris Jenderal

Read more...

Saturday, June 20, 2020

MENEGUHKAN IDE KHILAFAH DI TENGAH PROPAGANDA ISLAM WASATHIYAH YANG MEMBAHAYAKAN KEHIDUPAN UMAT ISLAM

MATERI KULIAH ONLINE
UNIOL 4.0 DIPONOROGO
Ahad, 21 Juni 2020
Diasuh oleh: Prof. Pierre Suteki
----------------------------------------

*MENEGUHKAN IDE KHILAFAH DI TENGAH PROPAGANDA ISLAM WASATHIYAH YANG MEMBAHAYAKAN KEHIDUPAN UMAT ISLAM*

_Oleh: Puspita Satyawati_

*I. PENGANTAR*

"Paham khilafah ala HTI adalah virus yang sama berbahayanya dengan virus Corona. HTI tidak terlihat tapi berbahaya dan mematikan seperti Covid-19. Untuk itu harus kita cegah, tangkal dan basmi peredaran paham ini.” Demikian pesan aksi Sewon United#5 yang digelar sejumlah mahasiswa dan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta di sekitaran Kampus ISI Yogyakarta, Senin (30/3/2020). Dalam aksinya, para peserta memakai kaos bertuliskan ‘Reresik Virus Covid-19 & Anasir HTI di Kampus ISI,’ sebagai bentuk perlawanan terhadap bahaya paham khilafah ala HTI dan virus Covid-19.(tribunjogja.com, 31/3/2020)

Di lain kesempatan, Deputi IV Bidang Pertahanan Negara Kemenko Polhukam Mayjen TNI Rudianto saat Diskusi Publik Virtual bertema “Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional di Tengah Covid-19” di Jakarta, Rabu (20/5), menyampaikan bahwa dalam situasi nasional masih ada yang menyuarakan khilafah, radikal dan teror. Bahkan, mereka saat ini melakukan konsolidasi dan menyiapkan amaliyah-amaliyah di tengah pandemi. (republika.co.id, 20/5/2020)

Tuduhan khilafah sebagai virus berbahaya pun datang dari beberapa kalangan. Direktur Eksekutif Wisdom Institute Sulawesi Tengah, Lukman S. Thahir menilai Indonesia saat ini sedang berada dalam pusaran virus corona dan khilafah. Ia menilai bahwa virus khilafah perlu diwaspadai karena sama bahayanya dengan virus Corona.

Dianggap sebagai virus maka khilafah harus dicarikan vaksin untuk menghadapinya. Sejumlah kalangan menyiapkan ide Islam wasathiyah sebagai penangkalnya. Diwartakan oleh nu.or.id (18/6/2020), seorang anggota Lembaga Persahabatan Ormas lslam (LPOI) Ir. H Mohamad Faisal Nursyamsi mengatakan bahwa aksi radikalisme-terorisme (khilafah selama ini dianggap bagian radikalisme) yang membahayakan keutuhan bangsa membutuhkan vaksin penawar yang bernama pandangan Islam moderat atau Islam wasathiyah. Dimana vaksin ini berbentuk Islam yang rahmatan lili alamin yang harus ditanamkan kepada diri masyarakat khususnya umat Islam.

Diiringi semangat menyosialisasikan Islam wasathiyah untuk menghadang penyebaran khilafah, sebuah webinar digelar. Bertajuk “Mengukuhkan Islam Wasathiyah dan Pancasila di Tengah Mewabahnya Virus Khilafah Saat Pandemi Covid-19,” kajian via aplikasi Zoom ini diadakan pada Sabtu (20/6/2020) atas prakarsa founder Sangkhalifah.co. 

Mengapa khilafah dianggap sebagai virus yang sama berbahayanya dengan Covid-19? Mana yang sebenarnya berbahaya, Islam wasathiyah sebagai bentuk liberalisasi Islam atau khilafah sebagai ajaran Islam?


*II. PERMASALAHAN*

Untuk menelisik di balik gencarnya penyebaran Islam wasathiyah dalam rangka menghadang khilafah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Mengapa propaganda Islam wasathiyah terus didengungkan dan diversuskan dengan ajaran khilafah, khususnya di masa pandemi Covid-19? 

2. Apa sajakah bahaya Islam wasathiyah terhadap Islam dan umat Islam? 

3. Bagaimana strategi membendung penyebaran Islam wasathiyah sekaligus meyakinkan umat Islam bahwa khilafah bukanlah virus?


*III. PEMBAHASAN*

*A. Islam Wasathiyah, Proyek Barat Menghadang Penegakan Khilafah Islamiyah*

Tak dipungkiri, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sekitar tiga bulan ini, menyisakan berbagai persoalan. Tak hanya masalah kesehatan, ekonomi, ketidakpuasan masyarakat atas penanganan pemerintah, juga benturan pemikiran di antara anak bangsa. Dunia maya riuh dengan berbagai gelaran virtual. Di tengah pandemi seperti saat ini, webinar dan seminar online dengan beragam tema dibuat. Di antara tema tersebut, ada yang saling berhadapan bahkan menyerang. Terjadilah perang pemikiran. Salah satunya, ide Islam wasathiyah yang diversuskan dengan khilafah. 

Pihak yang kontra khilafah mengkhawatirkan para pengusung ide khilafah “memanfaatkan” pandemi saat ini sebagai peluang menyebarkan pemikirannya. Mereka menilai pejuang khilafah sebagai tukang jualan obat dan kajian online yang digelar mereka sebut untuk menyerang pemerintah. Pun memberikan catatan hitam baik terhadap narasumber maupun pemikirannya. Stigma negatif khilafah sebagai virus berbahayapun dialamatkan. Ada virus, ada vaksinnya. Maka ide Islam wasathiyah disodorkan sebagai penawar khilafah. 

Sebenarnya tak hanya kali ini saja Islam wasathiyah dihadapkan dengan khilafah. Sejak kemunculannya, ide ini memang disiapkan untuk menghadang laju penyebaran khilafah. Islam wasathiyah merupakan varian dari gagasan Islam moderat. Dengan pendekatan istilah Bahasa Arab dan menjadikan ayat “ummatan wasathon” sebagai landasan, diharapkan ide ini lebih mudah diterima umat Islam. Padahal secara hakikat, ide ini tak ada bedanya dengan Islam moderat, istilah yang lebih awal muncul.

Dalam Bahasa Arab modern, padanan untuk kata moderat atau moderasi adalah wasat atau wasatiyya. Istilah “mutawassit” kadang-kadang juga dipakai. Islam moderat dalam Bahasa Arab modern disebut sebagai al Islam al wasat. Moderasi Islam diungkapkan dengan frasa wasatiyyat al Islam. Dalam penggunaan umum saat ini, istilah Islam moderat diperlawankan dengan istilah Islam radikal. Islam moderat dalam pengertian yang lazim kita kenal sekarang adalah corak pemahaman Islam yang menolak cara-cara kekerasan yang dilakukan oleh kalangan lain yang menganut model Islam radikal. 

Pada faktanya, tidak sedikit kaum muslim yang beranggapan jika ide ini sejalan dengan Islam. Mereka berpandangan bahwa pemahaman dan praktik Islam yang terlalu ketat bertentangan dengan Islam. Meski mereka juga tidak menghendaki kebebasan yang melampaui batas aturan Islam. Oleh karena itu, sikap jalan tengah merupakan posisi yang paling tepat. 

Mereka membangun argumentasinya berdasar logika akal bahwa benda secara empirik memiliki dua kutub yang kontradiktif dan bagian tengah merupakan titik keseimbangan, keadilan dan keamanan dari dua kutubnya. Ini merupakan posisi terbaik. Ini pula yang dimiliki Islam yang mengajarkan sikap moderat dalam segala hal, baik berupa keyakinan, syariat, ibadah, akhlak, dan sebagainya. 

Lebih dari itu. Mereka menggunakan sejumlah ayat di dalam Alquran yang dianggap menyerukan untuk mengambil jalan tengah dalam berbagai hal. Salah satunya adalah firman Allah Swt: “Demikianlah kami jadikan kalian umat yang wasath…” (QS. Al Baqoroh: 143).

Mereka beranggapan bahwa ayat ini memerintahkan umat Islam untuk menjadi umat yang moderat. Kata ‘wasath’ pada ayat tersebut diartikan di tengah-tengah. Sehingga umat Islam tidak boleh terlalu berlebih-lebihan dalam beragama seperti praktik orang-orang Yahudi. Namun sebaliknya, mereka juga tidak boleh terlalu bebas sebagaimana orang-orang Nashrani. 

Sepintas Islam wasathiyah merupakan gagasan positif dan elegan. Tetapi jika didalami, kampanye Islam wasathiyah tak lepas dari peristiwa WTC 11 September 2001 dimana umat Islam menjadi tertuduh. Selanjutnya, diciptakanlah istilah Islam radikal untuk menggiring kaum muslim agar menerima Islam moderat (wasathiyah).

Dari berbagai pernyataan politisi dan intelektual Barat terkait klasifikasi Islam menjadi Islam moderat (wasathiyah) dan Islam radikal, akan kita temukan bahwa yang mereka maksud Islam wasathiyah adalah Islam yang tidak anti Barat. Substansinya, Islam wasathiyah adalah “Islam sekuler,” yang mau menerima nilai-nilai Barat seperti demokrasi dan HAM, berkompromi dengan imperialisme Barat dan menjadi mitra Barat. 

Islam wasathiyah merupakan pemahaman yang tidak datang dari Islam dan tidak dikenal dalam Islam. Pemahaman ini berkembang pasca diruntuhkannya khilafah yang mendapat dukungan negara-negara Barat. Barat sangat berkepentingan untuk mencegah kebangkitan Islam dan menghalangi Islam kembali berjaya memimpin peradaban dunia. Demi tujuan ini, Barat (baca: AS) membuat strategi politik untuk merusak keyakinan umat Islam terhadap konsep kebangkitan ini.

Hal ini tergambar dalam tulisan Henry Kissinger (mantan Menteri Luar Negeri AS di masa Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford) yang menyatakan bahwa ideologi Islam adalah satu-satunya musuh Barat. Kissinger mengibaratkan umat Islam sebagai “kayu bakar” (firewood) dan kelompok Islam sebagai “bunga api” (sparks). Dibaginya kelompok muslim menjadi lima kelompok yaitu:

1. Kelompok yang fokus pada aspek keimanan (akidah).

2. Kelompok fokus pada akhlak, di antaranya kalangan sufi.

3. Kelompok fokus pada aspek keilmuwan, yaitu para akademisi dan peneliti.

4. Kelompok fokus pada jihad dan perlawanan fisik, yatu mujahidin.

5. Kelompok fokus pada penerapan Islam komprehensif (Islam kaffah) dalam kehidupan.

Menurut Kissinger, kelompok pertama tidak berbahaya bagi Barat karena mereka sibuk mengkafirkan kelompok muslim lainnya, bahkan menguntungkan Barat karena mampu menghancurkan persatuan kaum muslimin. Sedangkan kelompok yang paling berbahaya bagi kaum kafir adalah kelompok kelima, karena mereka memiliki gambaran sempurna terhadap bentuk negara Islam di masa depan, yang mereka inginkan, persiapkan dan terapkan, yakni khilafah islamiyah.

Karena itulah, Henry Kissinger lantas merekomendasikan untuk mencegah “kayu bakar” dan “bunga api” saling terhubung. Untuk mencegah bersatunya kelompok yang menginginkan khilafah dengan umat, AS merancang pendekatan halus. Strategi tersebut bertujuan mempolitisasi (mencitraburukkan) Islam melalui tiga cara: 

1. Mencegah penyebaran Islam politik yang mengantar pada kebangkitan Islam. 

2. Dalam melakukan perlawanan, harus dihindari kesan bahwa AS menentang Islam. 

3. Mencegah pemikiran “Islam negara” tidak diadopsi umat dan mendorong gerakan demokratisasi di negara muslim.

Politisasi Islam akan berjalan baik jika terbentuk jaringan aktor moderasi, yakni antek-antek AS yang muslim dan penduduk asli negara tersebut. Jaringan aktivis Islam moderat beranggotakan ormas Islam, akademisi muslim, aktivis muslim, bahkan ulama yang berpikiran moderat. Ciri khas Islam moderat dibentuk oleh Barat menuruti standar pemikiran kufur. Di antara ciri utamanya adalah menerima demokrasi dan menerima sumber hukum apapun, tidak fanatik pada hukum agama (baca: syariat Islam).

Prinsip utama Islam moderat (wasathiyah) selanjutnya ialah menerima sumber-sumber hukum buatan manusia. Mereka tidak menerima kedaulatan syariat Islam. Para aktivis Islam moderat lebih percaya pada pemikiran Barat seperti sekularisme dan liberalisme. Muslim moderat juga harus menerima pluralisme, feminisme, humanis, tidak anti Yahudi, menentang khilafah, menolak jihad, netral terhadap Israel, dst. Semua itu menjelaskan bahwa ide ini membentuk pribadi muslim yang akomodatif terhadap nilai-nilai kufur. Bila muslim memiliki karakter Islam moderat (wasathiyah), tidak ada bedanya dengan kaum liberal sekular bukan?
  

*B. Bahaya Islam Wasathiyah Sebagai Bentuk Liberalisasi Islam terhadap Kehidupan Umat Islam*

Pengaruh dari penyebaran Islam wasathiyah sedikit banyak terasa di tengah umat. Hal ini karena para pengusungnya memiliki strategi yang terencana dan masif dijalankan. Strategi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Dekonstruksi tafsir dan fiqih agama serta merekonstruksikan sesuai pemahaman moderat.

Untuk memasukkan paham moderat ke dalam Islam, mereka mendekonstruksi pemahaman yang sudah mapan melalui metode penafsiran dan istinbath hukum ala Islam moderat. Penafsiran para ulama salaf dilabeli sebagai penafsiran yang kaku, absolut, diksriminatif, dsb. Fiqih juga didefinisikan sebagai etika sosial, tidak terkait dengan hukum negara. Diopinikan sebagai aktivitas individu belaka yang tak membutuhkan penerapan hukum oleh negara. Umat digiring pada perasaan tidak butuh terhadap penerapan syariat dalam institusi negara.

2. Merekrut tokoh-tokoh agama Islam sebagai corong.

Islam wasathiyah hakikatnya adalah bagian dari perang ide. Perang ide ini difokuskan pada dukungan terhadap partner yang bertindak sebagai corong beserta program kerjanya. Kalangan potensial sebagai partner adalah: intelektual/akademisi muslim yang liberal sekular, ulama muda moderat, komunitas aktivis dan LSM, kelompok perempuan pendukung kesetaraan, penulis dan jurnalis moderat, dsb.

3. Pengopinian pemikiran Islam wasathiyah melalui media massa.

Menurut lembaga riset AS, Rand Corporation, radio dan televisi merupakan alat paling dominan yang digunakan AS dalam menyebarkan isu yang hendak digulirkan. Di Indonesia, beberapa media yang masif mengopinikan Islam wasathiyah dan mengangkat tokoh-tokohnya, misalnya Kompa, Tempo, Suara Pembaruan, dst.

4. Memasukkan pemahaman Islam wasathiyah dalam kurikulum pendidikan.

Lembaga pendidikan dianggap sebagai kunci pengembangan moderatisme, yaitu melalui pesantren dan madrasah yang banyak tersebar di Indonesia.  Berbagai universitas Islam maupun yang berada di bawah naungan ormas tertentu dibidik untuk mengembangkan gagasan paham moderatisme, pluralisme dan demokrasi.

5. Menggunakan penguasa sebagai alat.

Penguasa memiliki posisi strategis dalam pengopinian Islam wasathiyah. Dukungan penguasa memudahkan ide ini diadopsi dalam berbagai bidang. Karena penguasa memiliki kekuatan untuk membuat aturan, mengangkat pejabat se-ide dan berpotensi mempengaruhi massa. Pemerintah Indonesia telah memfasilitasi Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Islam wasathiyah yang berlangsung di Bogor, 1-3 Mei 2018. Pertemuan ini menghasilkan Bogor Message yang tak hanya menawarkan Islam moderat sebagai solusi atas persoalan dunia, namun juga menjadi pengingat umat Islam agar tak melenceng dari Islam moderat.

6. Memunculkan berbagai varian sejenis dengan Islam wasathiyah seperti Islam Nusantara.

Salah satu rekomendasi Rand Corporation untuk memasarkan Islam moderat adalah mengentalkan kesadaran budaya dan sejarah mereka yang non Islam dan pra Isam ketimbang Islam sendiri. Perpaduan antara Islam dengan budaya lokal Indonesia dan nilai-nilai kearifan lokal, saat ini dimunculkan dengan nama Islam Nusantara. Padahal Islam Nusantara justru memutilasi Islam karena hendak dijauhkan dari segala yang dianggap berbau Arab. Misalnya jilbab yang dianggap sebagai budaya Arab sehingga tidak wajib dikenakan.

7. Memanfaatkan pusat penelitian dan studi tentang Islam sebagai sumber informasi utama bagi para pengambil keputusan dan kebijakan.

Pusat-pusat kajian Islam juga tak lepas dari upaya ini. Hasil penelitian dan monitoring di tengah kaum muslim diambil sebagai bahan baku “dapur strategi” dalam rangka mengubah output untuk tujuan peringatan dini tentang Islam, kelompok Islam dan kebangkitan Islam. Juga untuk membangun strategi dan kebijakan praktis menghadapi perkembangan yang terjadi dalam gerakan Islam di tingkat negara dan masyarakat.

8. Promosi kesetaraan gender.

Isu hak-hak perempuan adalah sebuah medan pertarungan utama dalam perang ide di dunia Islam. Promosi kesetaraan gender adalah komponen kritis dari beberapa proyek untuk memberdayakan muslim moderat. Promosi ini berjalan seiring dengan propaganda Islam wasathiyah, sama-sama membongkar ajaran Islam dan mereinterpretasikannya sesuai sudut pandang liberal.

Inilah beberapa strategi dalam memasarkan paham Islam washatiyah. Umat Islam seharusnya menyadari upaya propaganda ini agar tak terkecoh menerima bahkan ikut memperjuangkannya. Terlebih, ide ini memiliki bahaya besar bagi kelangsungan hidup umat Islam. Bahaya tersebut adalah: 

1. Mengebiri Islam.

Jalan tengah seperti dicirikan di atas nampak jelas merupakan gagasan yang mengabaikan sebagian dari ajaran Islam yang bersifat qath’iy, baik dari sisi redaksi (dalalah) maupun sumbernya (tsubut), seperti superioritas Islam atas agama dan ideologi lain (QS. Ali Imron: 85), kewajiban berhukum dengan hukum syara’ (QS. Al Maidah: 48), dst. Namun demikian, meski Islam adalah agama yang unggul atas agama lain namun bukan berarti mereka yang beragama non Islam dipaksa untuk memeluk agama Islam. Pemikiran Islam wasathiyah yang mengambil sebagian ajaran Islam dan menolak sebagiannya, dapat mengantarkan umat kepada kekafiran yang sebenarnya.

2. Menimbulkan keraguan umat terhadap Islam.

Pengusung Islam wasathiyah menyuarakan untuk meninjau ulang hukum-hukum qath’iy, baik yang terdapat di dalam Alquran maupun Alhadits. Yaitu didekonstruksi dan disesuaikan lagi dengan pemikiran moderat yang standarnya bukan dari Islam. Hal ini menjadikan umat ragu akan ajaran agamanya sendiri. Apalagi yang mendakwahkan adalah orang yang dipandang tokoh dan panutan. Akibatnya, umat menjauh dari Islam dan memusuhi ulama serta pendakwah yang hanif.

3. Menyusupkan paham pluralisme yang memandang semua agama benar.

Melalui konsep ini pula, kemudian disebarkan paham pluralisme agama yang menyatakan semua agama itu adalah sama dan benar. Konsekuensinya, orang yang keluar dari Islam tidak dianggap tercela, pernikahan antaragama tak bisa disalahkan.

4. Memecah-belah Islam dan umat.

Islam dan umat Islam dikotak-kotakkan dan dipertentangkan antara Islam moderat dengan Islam radikal, dst. Padahal Islam adalah satu, yaitu Islam yang diturunkan Allah Swt kepada Rasulullah Saw, kitab sucinya juga satu yakni Alquran.

5. Meminggirkan dakwah penerapan syariat Islam.

Karena mereka menolak formalisasi syariah dalam sebuah institusi negara, maka dakwah yang menyerukan penerapan syariat Islam dianggap ekstrim dan radikal. Selanjutnya, akan ditolak dan dimusuhi sehingga langkah untuk menghidupkan Islam kembali akan menjadi lebih berat. 

Demikianlah bahaya Islam wasathiyah bagi Islam dan umatnya. Islam wasathiyah bersama varian Islam moderat lainnya seperti Islam Nusantara, Islam inklusif, dll. sejatinya memiliki maksud yang sama yaitu liberalisasi Islam. Sebuah upaya untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya sendiri. 


*C. Strategi Membendung Islam Wasathiyah dan Meyakinkan umat Islam Bahwa Khilafah Ajaran Islam*

Umat Islam harus menyadari kelemahan argumentasi para pengusung Islam wasathiyah. Menganalogikan gagasan Islam wasathiyah dengan benda jelas batil. Karena objek keduanya berbeda, satu benda sementara lainnya adalah pemikiran yang ukuran penilaian keduanya berbeda. Apalagi tidak semua bagian tengah suatu benda lebih baik dari ujungnya. Ujung pulpen misalnya, tentu lebih berguna dibandingkan bagian tengahnya.

Selain itu, penggunaan ayat Al Baqoroh: 143 untuk menjustifikasi Islam wasathiyah merupakan argumentasi yang dipaksakan. Karena jika kita mengaitkan makna ummatan wasathon dengan tafsir ulama terdahulu, maka akan kita dapati artinya adalah umat pilihan atau umat terbaik. 

Imam Ath Thabary misalnya mengartikan kata awsath dengan khiyar yakni yang terbaik dan pilihan. Sehingga kata wasath pada ayat tersebut bermakna khiyar. Status sebagai umat terbaik ini tak bisa dilepaskan dengan risalah Islam yang diberikan kepada mereka. Sayyid Quthb memaknai ummatan wasathan sebagai umat yang adil dan pilihan, serta menjadi saksi atas manusia seluruhnya, maka umat Islam menjadi penegak keadilan di tengah manusia. 

Begitu masifnya mereka menjalankan agenda penyebaran Islam wasathiyah seharusnya tak membuat umat Islam berdiam diri. Berikut strategi dalam membendung penyebaran Islam wasathiyah sekaligus meyakinkan umat bahwa khilafah bukan virus berbahaya: 

1. Terus melakukan pembinaan umat berdasarkan akidah murni dan lurus. 

Akidah kuat akan membentengi umat Islam dari pemahaman sesat seperti pluralisme dan sejenisnya. Serta tak mudah goyah keyakinannya terhadap kebenaran syariat Allah Swt.

2. Meningkatkan tsaqofah Islam baik bagi pengemban dakwah maupun umat Islam secara umum.

Penguasaan terhadap tsaqofah Islam seperti Bahasa Arab, Ulumul Quran, Hadits, Ushul Fiqih, dll. akan menghindarkan umat dari pemahaman yang keliru, khususnya yang mengatasnamakan dalil syariat.  

3. Menggencarkan dakwah berbasis shiro’ul fikri (pergulatan pemikiran). 

Dengan cara menjelaskan kebathilan ide Islam wasathiyah dan menggambarkan pemahaman yang benar berdasarkan Alquran dan Assunnah. Diharapkan umat mampu memahami dan tidak terjebak pada pusaran ide bathil ini. Tak lupa menunjukkan keburukan penerapan ideologi sekularisme saat ini sebagai biang kerok dari problematika yang menimpa umat.

4. Penyampaian dakwah disertai upaya kasyful khuththath (menyingkap makar di balik sesuatu).

Umat Islam juga harus mengetahui bahwa di balik masifnya penyebaran Islam wasathiyah, terdapat makar jahat yang dilakukan oleh negara-negara Barat dengan perpanjangan tangan beberapa kalangan dari umat Islam sendiri. Sehingga umat Islam tidak terlibat dalam upaya pecah-belah diri mereka sendiri. 

5. Menumbuhkan kesadaran akan musuh bersama (common enemy). 

Kesalahan menetapkan musuh akan menyebabkan kesalahan dalam bersikap terhadap musuh. Perlu penegasan bahwa musuh utama umat Islam adalah ideologi lawan yaitu kapitalisme sekuler berikut ide turunannya maupun sosialisme komunis. 

6. Mengoptimalkan penggunaan seluruh media milik umat Islam untuk membendung opini Islam wasathiyah.

Individu maupun komunitas muslim sebagai pemilik maupun pengelola media (media massa, media sosial) hendaknya bervisi dakwah dan menjadikan medianya sebagai sarana membendung semua pemikiran bathil dan menyampaikan kebenaran termasuk eksistensi khilafah sebagai ajaran Islam. Apalagi di masa pandemi saat ini, berdakwah lewat media menjadi “keharusan.”

7. Melakukan sinergi dengan berbagai komponen umat Islam.

Bekerja sama dengan komponen umat yang terdiri dari para tokoh Islam, aktivis gerakan Islam, ulama, ustaz, penggerak majelis taklim, dll. menolak ide Islam wasathiyah berikut ide bathil lainnya. Mendorong mereka untuk menyampaikan juga pada jejaring, massa atau pengikutnya. 

8. Mendirikan pusat-pusat kajian keislaman yang memperkuat dakwah Islam kaffah.

Hasil studi dan penelitiannya dipergunakan oleh kelompok Islam untuk memetakan dan merumuskan strategi terkini dalam memajukan umat dan menyelesaikan berbagai problem yang menghadang di depan jalan kebangkitan.

9. Menggencarkan dakwah dengan menyeru umat Islam kembali pada penerapan hukum Allah Swt dalam naungan khilafah Islamiyah.

Selain memahamkan urgensinya, juga disertai penjelasan tentang metode penegakannya. Dengan keberadaan institusi khilafah, sekaligus akan menghilangkan eksistensi berbagai ide/pemikiran rusak dan sesat. 

Demikian strategi yang bisa dilakukan dalam rangka membendung penyebaran ide Islam wasathiyah berikut memperkuat pemahaman umat akan khilafah sebagai ajaran Islam. Strategi dijalankan dengan konsepsi dan arah perubahan yang jelas, terarah dan terukur. Dimana perubahan yang dituju mesti jelas dan mengarah pada upaya melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan menerapkan syariah Islam melalui penegakan institusi khilafah islamiyah. Hanya dengan perubahan yang demikian, kejayaan dan kebangkitan Islam akan kembali tegak. Pun akan hadir lagi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. 


*IV. PENUTUP*

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 

1. Ide Islam wasathiyah sejak kemunculannya memang ditujukan untuk menghadang laju kebangkitan Islam yaitu dengan tegaknya khilafah islamiyah. Khususnya di masa pandemi saat ini, ide ini kian digencarkan dan dihadapkan dengan ide khilafah karena para pengusungnya khawatir, pandemi dimanfaatkan pejuang khilafah untuk kian menggencarkan perjuangan. Islam wasathiyah adalah varian dari Islam moderat yang dirancang oleh Barat dengan perpanjangan tangan dari berbagai kalangan umat Islam sendiri.

2. Pengusung Islam wasathiyah memiliki berbagai strategi yang masif dijalankan.  Umat Islam harus menyadari upaya propaganda ini agar tak terkecoh menerima dan memperjuangkannya. Apalagi ide ini memiliki bahaya besar bagi Islam maupun umat Islam. Bahayanya antara lain: mengebiri Islam, menimbulkan keraguan umat terhadap Islam, memecah-belah umat Islam, dst. Dengan kata lain, Islam wasathiyah merupakan bentuk liberalisasi Islam.

3. Begitu masifnya agenda penyebaran Islam wasathiyah seharusnya tak membuat umat Islam berdiam diri. Berbagai strategi mesti dirancang dalam membendung penyebaran Islam wasathiyah sekaligus meyakinkan umat bahwa khilafah bukan virus berbahaya, melainkan ajaran Islam yang mulia. Strategi dijalankan dengan konsepsi dan arah perubahan yang jelas, terarah dan terukur. Dimana perubahan yang dituju mesti jelas dan mengarah pada upaya melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan menerapkan syariah Islam melalui penegakan institusi khilafah islamiyah. Hanya dengan perubahan yang demikian, kejayaan dan kebangkitan Islam akan kembali tegak. Pun akan hadir lagi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. 


#LamRad
#LiveOppressedOrRiseUpAgainst

Read more...

PROPAGANDA KHILAFAHISME: Sebuah Upaya Kriminalisasi Ajaran Islam yang Harus Dilawan

MATERI KULIAH ONLINE
UNIOL 4.0 DIPONOROGO
Sabtu, 20 JUNI 2020
(Diasuh oleh: Prof Suteki)
============================

PROPAGANDA KHILAFAHISME: Sebuah Upaya Kriminalisasi Ajaran Islam yang Harus Dilawan

Oleh: Achmad Mu'it

I. Pengantar

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP akhirnya setuju agar pasal yang menjadi polemik publik dalam Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dihilangkan. RUU tersebut belakangan menuai kontroversi karena dikhawatirkan disusupi oleh paham komunisme.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya pada Ahad (14/6), bahwa terhadap materi muatan yang terdapat di dalam Pasal 7 RUU HIP terkait ciri pokok Pancasila sebagai Trisila yang kristalisasinya dalam Ekasila, PDI Perjuangan setuju untuk dihapus. (Republika.co.id: Jakarta, 14 Juni 2020)

Partai berlogo kepala banteng moncong putih itu juga sepakat untuk menambahkan ketentuan menimbang guna menegaskan larangan terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Hasto mengatakan, ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu misalnya marxisme-komunisme, kapitalisme-liberalisme, radikalisme serta bentuk khilafahisme.

Tentu saja, pernyataan ini membuat publik gempar. RUU HIP yang dipermasalahkan publik adalah potensi kembalinya komunis dan tidak terkait dengan radikalisme apalagi khilafah-isme.

Jika RUU HIP dengan tambahan radikalisme dan khilafah-isme ini disahkan menjadi UU maka penguasa akan memburu siapapun yang mendakwahkan khilafah karena dianggap bertentangan dengan Pancasila. Padahal mendakwahkan khilafah adalah bagian dari kebebasan berpendapat dan menjalankan ajaran agama yang dilindungi oleh UUD 1945.

Khilafah sebagai bagian dari ajaran Islam adalah termasuk mahkota kewajiban. Karena hanya dengan Khilafah seluruh hukum Islam akan dapat diterapkan. Khilafah juga bersumber dari wahyu Allah SWT, sehingga tidak layak dan tidak pantas disematkan sufiks -isme. 

II. Permasalahan

Berdasarkan pengantar di atas, maka dalam artikel ini akan dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:

(1) Apakah motif dibalik propaganda khilafah-isme?

(2) Pantaskah khilafah sebagai ajaran Islam dikriminalisasi dengan propaganda khilafah-isme?

(3) Bagaimana strategi umat Islam dalam menghadapi propaganda khilafah-isme?

III. Pembahasan

A. Propaganda Khilafah-isme Mendistorsi Ajaran Islam

Penyebutan khilafah-isme untuk sistem khilafah adalah bentuk penistaan terhadap ajaran Islam. Apalagi ketika Khilafah yang berasal dari Allah disetarakan dengan ajaran Marxisme-Komunisme dan Kapitalisme-Liberalisme yang notabene hasil ciptaan manusia.

Sesungguhnya pernyataan seperti itu merupakan penghinaan terhadap ajaran Islam dan menggambarkan permusuhan nyata pada ajaran Islam yang sangat mulia. Pernyataan ini juga ada indikasi kuat dalam upaya menutupi dari masalah yang sebenarnya terjadi di negeri ini. 

Istilah “radikalisme” dan “khilafah-isme” adalah bentuk narasi yang digunakan untuk menyasar umat Islam. Khilafah adalah ajaran Islam, tidak pantas dikriminalisasi. Sementara radikalisme hingga saat masih bersifat obscure dan lentur. Radikalisme cenderung dipakai secara legal dan konstitusional untuk menggiring bahkan sampai menggebuk orang-orang yang berseberangan dengan pemerintah.

Jadi, tepat jika dikatakan bahwa narasi “khilafahisme” dan “radikalisme” adalah sebuah alat propaganda. Dalam dunia politik, propaganda adalah metode sekaligus alat yang sangat efektif untuk mendapatkan keuntungan posisi politik sekaligus menjatuhkan posisi politik lawan yang dilakukan lebih dari satu kali atau secara terus menerus (repetitive action).

Propaganda adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Bahkan, propaganda dapat dilihat dari konteks kegiatan komunikasi yang erat kaitannya dengan persuasi.

Dalam propaganda politik, umumnya melibatkan usaha pemerintah, partai atau golongan untuk pencapaian tujuan strategis dan taktis, dan kegiatan popaganda politik itu sendiri mencakup penyebaran doktrin, penyebaran keyakinan politik tertentu. Secara umum, wujud dari propaganda dapat dilihat dari proses penyampaian gagasan, ide/kepercayaan, atau doktrin dalam rangka mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/kelompok, dengan teknik-teknik memengaruhi dalam suatu interaksi politik, baik skala lokal, nasional, regional maupun internasional.

Penyebutan “khilafahisme” masuk dalam teknik propaganda penjulukan (name calling). Teknik ini merupakan teknik propaganda dengan cara memberikan sebuah ide atau label yang buruk kepada orang, gagasan, objek agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya. Pemberian label buruk tersebut bertujuan untuk menjatuhkan atau menurunkan kewibawaan seseorang atau suatu ajaran yang agung.

Dalam term literatur Islam, kondisi saling melabeli dengan julukan ini sering disebut dengan “perang istilah” (harb al-musthalahat). Perang ini merupakan perang dengan suatu agenda besar, yaitu menimpakan bahaya dan kehancuran pemikiran dan politik kepada lawan. Caranya dengan menggunakan istilah sebagai alat untuk melemahkan, menyesatkan atau mencitraburukkan lawan. 

Perang Istilah telah digunakan oleh musuh-musuh Islam sejak awal perjuangan Nabi SAW di Makkah. Kaum Quraisy di Makkah telah menyerang Nabi SAW dengan perang istilah ini. Mereka mempropagandakan bahwa Muhammad adalah tukang sihir, dukun bahkan gila.

Serangan terhadap istilah khilafah dalam bentuk pengkerdilan dan reduksi istilah sebenarnya sudah berlangsung lama. Upaya distorsi terhadap istilah khilafah dilakukan secara terus-menerus dan oleh lintas gerenasi. Rasyid Ridha (1865-1935) dengan bukunya yang berjudul al-Khilafah, juga Ali Abdurraziq (1888 – 1966) dengan bukunya al-Islam wa Ushul al-Hukm, merupakan dua tokoh yang mengawali upaya pendistorsian makna khilafah.

Ditinjau dari sisi manapun, upaya mendistorsi ajaran Islam adalah kesia-siaan, karena telah menyalahi syariat dan konsensus ulama. 

Pertama, syariat telah memerintahkan kepada kita untuk menjadikan Rasulullah sebagai uswah (teladan) dalam semua hal, termasuk dalam hal mengelola negara. Semua yang datang dari Nabi adalah wahyu. As-Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang nilai kebenarannya sama dengan al-Quran karena sama-sama berasal dari wahyu. Allah SWT berfirman yang artinya, “Tidaklah yang dia (Muhammad) ucapkan itu menuruti kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepada dirinya).”[9]

Kedua, kewajiban untuk mengangkat khalifah yang menerapkan syariat Islam dan mengemban dakwah adalah telah jadi konsensus (ijmak) para ulama. Jadi tidak ada pengingkaran di kalangan ulama terdahulu terkait kewajiban menerapkan sistem pemerintahan yang diwariskan Rasulullah yakni khilafah, kecuali mereka yang menyimpang dari ijmak.

Busuknya upaya mendistorsi ajaran Islam merupakan konfirmasi atas kebenaran firman Allah SWT,

يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِئُواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ

“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya meski orang-orang kafir tidak menyukai.” (QS. al-Taubah: 32)

B. Khilafah Ajaran Islam tidak tepat disematkan sufiks -isme

Islam adalah sistem kehidupan yang sempurna. Ajaran Islam itu mencakup banyak hal termasuk pemerintahan. Hal itu sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَيَوْمَ نَـبْعَثُ فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا عَلَيْهِمْ مِّنْ اَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيْدًا عَلٰى هٰۤؤُلَآ ءِ  ۗ  وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْـكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّـكُلِّ شَيْءٍ وَّ هُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 89)

Abdullah Ibn Mas’ud ra menjelaskan, sebagaimana dikutip oleh al-Hafizh Ibn Katsir dalam tafsirnya, “Sungguh Dia (Allah) telah menjelaskan untuk kita semua ilmu dan semua hal”.

Ayat ini menegaskan bahwa Allah melalui Al-Quran telah menjelaskan semua hal, tentu termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Hanya saja, simpul penting pemerintahan Islam itu justru yang pertama kali lepas. Inilah sebabnya umat menjadi asing dengan salah satu ajaran Islam ini. 

Nabi SAW bersabda,

لتُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ، عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ، تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، وَأَوَّلُهُنّ نَقْضًا الْحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

“Sungguh simpul-simpul Islam akan terurai satu persatu, setiap kali satu simpul terlepas manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya, dan simpul yang pertama lepas adalah al-hukm (pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat” (HR. Ahmad).

Maksud dari kalimat ( وَأَوَّلُهُنّ نَقْضًا الْحُكْمُ)  adalah ajaran pertama di dalam Islam yang mengalami penyimpangan hingga akhirnya ditinggalkan oleh kaum muslim yaitu  pemerintahan. Hal ini juga selaras dengan apa yang dijelaskan Imam al-Shan’ani dalam menjelaskan frase tersebut, yaitu digantinya hukum-hukum Islam.

Khilafah memiliki makna yang khas dan agung dalam Islam. Al-Khalifah (الخليفة) secara bahasa berasal dari kata khalafa, yang secara bahasa bermakna ”pengganti”. Jamak dari kata khalifah adalah khulafa dan khala’if. Kata-kata ini bisa ditemukan dalam beberapa ayat al-Quran, seperti QS. Al-Baqarah: 30, QS. Al-An’âm: 165, dan QS. Al-Naml: 62.

Adapun makna syar’i dari istilah khalifah identik dengan al-Imam al-A’zham (imam yang teragung). Imam al-Ramli mendefinisikan dengan,

الخليفة هو الإمام الأعظام, القائم بخلافة النبوة, فى حراسة الدين وسياسة الدنيا

“Khalifah itu adalah imam agung yang menduduki jabatan khilafah nubuwwah dalam melindungi agama serta pengaturan urusan dunia.”

Penulis al-kitab Ajhizah al-Daulah al-Khilafah menampilkan definisi yang lebih praktis,

الخليفة هو الذي ينوب عن الأمة في الحكم والسلطان، وفي تنفيذ أحكام الشرع

”Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam hukum dan pemerintahan, dan dalam menerapkan hukum-hukum syara’.”

Adapun asal usul kata khilafah, kembali kepada ragam bentukan kata dari kata kerja khalafa, jika khalifah adalah sosok subjek pemimpin, maka istilah khilafah digunakan untuk mewakili konsep kepemimpinannya. Istilah khalifah, imam dan amirul mukminin adalah kata yang sinonim. Demikian juga dengan istilah khilafah dan Imamah. 

Imam al-Mawardi mendefinisikan khilafah sebagai,

الإمامة موضوعة لخلافة النبوة في حراسة الدين وسياسة الدنيا به

“Imamah itu menduduki posisi untuk khilafah nubuwwah dalam menjaga agama serta politik yang sifatnya duniawi."

Adapun Imam al-Juwaini memberikan definisi,

الإمامة رياسة تامة، وزعامة تتعلق بالخاصة والعامة في مهمات الدين والدنيا

“Imamah itu adalah kepemimpinan yang sifatnya utuh, dan kepemimpinan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat umum dan khusus dalam urusan-urusan agama maupun dunia.”

Definisi yang jami’ dan mani’ adalah,

الخلافة هي رئاسة عامة للمسلمين جميعاً في الدنيا لإقامة أحكام الشرع الإسلامي، وحمل الدعوة الإسلامية إلى العالم

“Khilafah adalah kepemimpinan yang sifatnya umum bagi kaum muslim secara keseluruhan di dunia untuk menegakkan hukum syara’ serta mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.”

Jelaslah, bahwa istilah khalifah, imam, amirul mukminin, khilafah, dan imamah memiliki akar normatif dan historis yang sangat kokoh, ia bersumber dari dalil-dalil syariah.

Khilafah adalah ajaran Islam. Oleh karena itu siapa saja yang memperjuangkannya bukan pelaku kriminal. Mengusahakan tegaknya khilafah adalah wujud ketaatan pada agamanya. Memburu dan menangkap orang yang hendak mengamalkan agamanya adalah bentuk permusuhan pada kaum muslimin. Khilafah adalah ajaran Islam yang agung dari Allah SWT. Khilafah sistem pemerintahan dalam Islam, sekaligus sebagai metode pelaksanaan syariat secara kaffah (menyeluruh).

Khilafah bukan ideologi, karena ideologi merupakan ide dasar yang mendasari semua pemikiran yang dibangun di atasnya. Ideologi adalah pemikiran mendasar yang melahirkan sistem kehidupan. Sedangkan khilafah adalah ajaran Islam tentang sistem pemerintahan, pelaksana hukum syariat dan dakwah.

Khilafah juga bukan “isme” karena ia ajaran Islam yang bersumber dari wahyu, sedangkan isme berasal dari akal dan hawa nafsu manusia. 

Dalam Wikipedia, sufiks -isme berasal dari Yunani -ismos, Latin -ismus, Prancis Kuno -isme, dan Inggris -ism. Akhiran ini menandakan suatu paham atau ajaran atau kepercayaan. Beberapa agama yang bersumber kepada kepercayaan tertentu memiliki sufiks -isme. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, “-isme sufiks pembentuk nomina sistem kepercayaan berda-sarkan politik, sosial, atau ekonomi: terorisme; liberalisme; komunisme”. 

Dengan demikian, menyebut khilafah dengan “khilafahisme” adalah kekeliruan, penyesatan, dan pengkerdilan terhadap sesuatu yang agung.

C. Strategi Umat Islam dalam Menghadapi Propaganda Khilafah-isme

Isu radikalisme terus bergulir. Mulai dari tuduhan terorisme, radikalisme, hingga yang terbaru khilafahisme. Radikalisme termasuk khilafahisme saat ini seperti arus sungai yang bertemu dengan air terjun sehingga arusnya lebih bergemuruh. 

Air terjun ini adalah simbol reaksi umat Islam karena tudingan radikalisme itu dialamatkan atau disasarkan pada umat Islam. Umat Islam merasa difitnah dan diperlakukan tidak adil.

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam menghadapi propaganda khilafah-isme?

Berikut ini beberapa strategi yang dapat dilakukan umat Islam dalam menghadapi propaganda khilafahisme:

Pertama, memberi penjelasan secara jernih dan rasional bahwa khilafah adalah bagian dari ajaran Islam. Khilafah adalah janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah. Khilafah bukan sebuah ideologi. Khilafah berasal dari wahyu Allah sehingga tidak tepat ditambah sufiks -isme dibelakangnya sebagaimana kapitalisme, liberalisme, maupun komunisme.

Allah SWT berfirman:

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ  وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا   ۗ  يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا   ۗ  وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
(QS. An-Nur 24: Ayat 55)

Kedua, tetap berdakwah tanpa kekerasan. Karena berdakwah merupakan perintah dari Allah SWT sekaligus merupakan kebebasan berpendapat dan menjalankan ajaran agama yang dilindungi oleh UUD 1945.

Allah SWT berfirman:

وَلْتَكُنْ  مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ  عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104)

Ketiga, membongkar kerusakan sistem kapitalisme dan sistem liberalisme yang saat ini diterapkan di negeri ini. Dan juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa pangkal dari kekacauan dan kerusakan negeri ini adalah diterapkannya sistem buatan manusia yang mengenyampingkan aturan-aturan dari Allah SWT yang mengatur alam semesta.

Allah SWT berfirman:

وَمَنْ اَعْرَضَ  عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ  اَعْمٰى
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)

Keempat, berdoa kepada Allah agar pertolongan Allah segera hadir yaitu datangnya kembali peradaban emas Islam dengan tegaknya Khilafah yang mengikuti metode kenabian.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًا   ۗ  اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 56)

Kelima, memperbanyak membaca sholawat asyghil. 

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ   ۗ  يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 56)

Keenam, bersabar dan bertawakal kepada Allah. 

Allah SWT berfirman:

فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا  الْحَـدِيْثِ ۗ  سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ 

"Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui,"
(QS. Al-Qalam 68: Ayat 44)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَاللّٰهُ  ۗ  وَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

"Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 54)

Wallahu A'lam bish showab

IV. Penutup

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Motif dari propaganda khilafah-isme adalah untuk mendistorsi ajaran Islam. Namun hal itu akan sia-sia karena telah menyalahi syariat dan konsensus ulama. 

2. Khilafah sebagai bagian dari ajaran Islam tidak tepat disematkan sufiks “isme” karena khilafah merupakan ajaran Islam yang bersumber dari wahyu, sedangkan "isme" berasal dari akal dan hawa nafsu manusia. 

3. Strategi yang dapat dilakukan umat Islam dalam menghadapi propaganda khilafah-isme antara lain, memberi penjelasan secara jernih dan rasional bahwa khilafah adalah bagian dari ajaran Islam, tetap berdakwah tanpa kekerasan, membongkar kerusakan sistem kapitalisme dan sistem liberalisme yang saat ini diterapkan di negeri ini. Selanjutnya berdoa kepada Allah agar pertolongan Allah segera hadir, memperbanyak membaca sholawat asyghil, bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.

V. Referensi

1. https://republika.co.id/berita/qbwdk2396/pdip-sepakat-trisila-dalam-ruu-hip-dihapus 

2. https://makassar.tribunnews.com/2020/06/15/penyebar-paham-khilafahisme-akan-diburu-seperti-paham-marxisme-komunisme-kapitalisme-liberalisme 

3. https://kumparan.com/abdul-rivai-ras/mengenal-propaganda-politik-di-era-post-truth-1549632367408752701/full

4. Abul Fida’ Ismail Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, juz IV, hlm. 594.

5. Al-Shan’ani, al-Tanwir Syarh Jami’ al-Shaghir, juz 9, hlm. 33.

6. Al-Ramli Muhammad bin Ahmad bin Hamzah, Nihayat al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj fil Fiqhi ‘ala Madzhab Al Imam Al Syafi’i, Juz 7, hlm. 289.

7. Atha bin Khalil Abu al-Rasytah, Ajhizah Daulah al-Khilafah fi al-Hukm wa al-Idarah, hlm. 20.

8. Yahya bin Syaraf al-Nawawi, Raudhah al-Thalibin wa Umdah al-Muftin, juz X, hlm. 49; Khatib al-Syarbini, Mughn al-Muhtaj, juz IV, hlm. 132.

9. Ali bin Muhammad al-Mawardi, al-Ahkam al-Sulthaniyyah, hlm. 5.

10. Abu al-Ma’ali al-Juwaini, Ghiyats al-Umam fi al-Tiyatsi al-Dzulam, hlm. 15.

11. Mahmud Abd al-Majid Al Khalidi, Qawa’id Nizham al-Hukm fi al-Islam, hlm. 225-230.

12. Prof Suteki, "Khilafahisme" dan "Radikalisme": Visi RUU HIP untuk Memerangi Ajaran Islam dan Kebebasan Berpendapat?, 2020

13. Yuana Ryan Tresna,"WACANA “KHILAFAH-ISME” ADALAH UPAYA MENDISTORSI AJARAN ISLAM, 2020

14. https://al-waie.id/fokus/perang-istilah/

15. Syawa’ib Tafsir, sub bab Syawa’ib fi Nizham al-Hukm.

#LamRad
#LiveOpressedOrRiseUpAgainst

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP